Israel Umumkan Jeda Taktis di Gaza, Klaim Demi Atasi Krisis Kelaparan

Truk bantuan kemanusiaan menunggu untuk bisa masuk ke Jalur Gaza. (Anadolu Agency)

Israel Umumkan Jeda Taktis di Gaza, Klaim Demi Atasi Krisis Kelaparan

Willy Haryono • 27 July 2025 18:08

Gaza: Militer Israel memulai jeda pertempuran terbatas selama 10 jam per hari di tiga wilayah berpenduduk padat di Jalur Gaza mulai Minggu, 27 Juli 2025. Langkah ini dilakukan Israel di tengah meningkatnya tekanan internasional dan kekhawatiran akan memburuknya bencana kelaparan di wilayah terkepung tersebut.

Mengutip dari Burnaby Now, juru bicara militer Israel menyatakan bahwa “jeda taktis” akan diterapkan setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga 8 malam waktu setempat di Kota Gaza, Deir al-Balah, dan Muwasi, tanpa batas waktu yang ditentukan. Langkah ini, menurut militer Israel, ditujukan untuk “meningkatkan skala pengiriman bantuan kemanusiaan.”

Selain itu, jalur aman juga dibuka untuk kelancaran distribusi bantuan. Militer Israel menyebut pihaknya telah menjatuhkan bantuan dari udara ke wilayah Gaza, meliputi komoditas tepung, gula, dan makanan kaleng.

Namun, serangan udara tetap berlanjut di bagian lain Gaza. Menurut pejabat kesehatan di Gaza, setidaknya 27 warga Palestina tewas dalam serangan terpisah menjelang dimulainya jeda tempur.

Langkah Israel ini diambil di tengah gelombang kritik internasional yang semakin tajam, termasuk dari sekutu dekat seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa, setelah beredar luas gambar anak-anak Gaza dalam kondisi kelaparan akut. Para pakar pangan dari PBB telah berulang kali memperingatkan risiko kelaparan massal, terutama akibat pembatasan ketat Israel terhadap masuknya bantuan ke wilayah tersebut.

Israel berdalih bahwa bantuan sering disalahgunakan kelompok pejuang Palestina Hamas untuk memperkuat kontrolnya, meski hingga kini tidak memberikan bukti kuat atas klaim tersebut.

Organisasi Pangan PBB (WFP) menyambut baik langkah Israel, namun menekankan bahwa hanya gencatan senjata menyeluruh yang bisa menjamin distribusi bantuan secara merata ke seluruh Gaza.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Dr. Muneer al-Boursh, menyebut jeda kemanusiaan ini “tak berarti” bila tidak dibarengi pengiriman pasokan medis dan gizi dalam jumlah besar. “Setiap keterlambatan diukur dengan satu pemakaman baru,” ujar dia.

Langkah jeda ini juga muncul di tengah mandeknya negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Jumat lalu, Israel dan AS menarik tim perunding mereka dari meja perundingan, menyalahkan Hamas atas kebuntuan yang terjadi. Israel mengatakan sedang mempertimbangkan “opsi alternatif” terhadap pembicaraan yang macet.

Israel menyatakan siap mengakhiri perang jika Hamas menyerah, melucuti senjata, dan meninggalkan Gaza. Sejauh ini, syarat-syarat tersebut terus ditolak Hamas.

Baca juga:  Israel Cegat Kapal Handala Pembawa Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)