Tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel. Foto: Quds
Fajar Nugraha • 5 February 2025 06:06
Jakarta: Muncul pemberitaan yang menyebutkan bahwa Hamas tengah melakukan pembicaraan untuk menampung para tahanan yang dibebaskan Israel. Beberapa negara Islam sudah didekati oleh Hamas, termasuk Indonesia.
Terkait pertanyaan yang disampaikan mengenai pemberitaan pembicaraan dengan Hamas untuk menampung para tahanan, Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan bantahannya.
“Hingga saat ini, tidak ada komunikasi resmi melalui jalur diplomatik antara Indonesia dan pihak terkait mengenai isu tersebut,” ujar pernyataan Juru Bicara Kemenlu RI, Roy Sumirat, Selasa 4 Februari 2025.
“Pemerintah RI berkomunikasi secara resmi dengan Palestinian National Authority yang menjadi pemegang otoritas pemerintahan Palestina saat ini,” imbuhnya.
Menurt Quds Press Agency, Hamas saat ini tengah berunding dengan beberapa negara lain untuk menampung tahanan yang dibebaskan. Aljazair dan Indonesia dilaporkan tengah dipertimbangkan, sementara Tunisia menolak.
Sembilan puluh sembilan tahanan Palestina telah dipindahkan ke Mesir, dengan 263 tahanan lainnya diharapkan akan dibebaskan pada tahap pertama pertukaran tahanan. Adapun 15 tahanan diharapkan tiba di Turki pada Selasa.
Perkembangan ini terjadi saat negosiasi untuk tahap kedua perjanjian gencatan senjata akan dimulai pada tanggal 4 Februari. Tahap ini akan melibatkan pembebasan sandera Israel yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Gencatan senjata awal selama enam minggu, yang mengakhiri konflik selama 15 bulan, mencakup penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza tengah dan pengembalian warga Palestina yang mengungsi ke Gaza utara. Pertukaran tahanan merupakan komponen utama perjanjian tersebut.
Konflik dimulai pada 7 Oktober 2023, dengan serangan Hamas terhadap Israel yang mengakibatkan kematian sekitar 1.200 warga Israel dan penangkapan 251 sandera. Respons militer Israel berikutnya di Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, dan menyebabkan kerusakan yang meluas.