Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani terdahulu di Perserikatan Bangsa-Bangsa (Mehr News, Iran )
Riza Aslam Khaeron • 18 June 2025 14:57
Paris: Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa perubahan rezim melalui kekuatan senjata di Iran akan menjerumuskan Timur Tengah ke dalam ketidakstabilan baru. Melansir Politico, pernyataan itu ia sampaikan pada hari terakhir KTT G7 di Kananaskis, Alberta, Selasa, 17 Juni 2025, di tengah spekulasi keterlibatan militer Amerika Serikat dalam perang Israel–Iran.
“KESALAHAN TERBESAR hari ini adalah mencoba melakukan perubahan rezim di Iran melalui cara militer karena itu akan menimbulkan kekacauan,” ujar Macron, Kananaskis, 17 Juni 2025, dikutip dari Politico.
“Tidak seorang pun dapat memastikan apa yang akan terjadi setelahnya,” tambahnya.
Macron memperingatkan bahwa Paris “tidak pernah mendukung tindakan destabilisasi regional.”
Ia merujuk pada invasi Irak 2003 dan intervensi NATO di Libya sebagai pelajaran pahit.
“Apakah ada yang menganggap apa yang dilakukan di Irak pada 2003 itu ide bagus? Apakah ada yang menganggap apa yang dilakukan di Libya dekade lalu itu ide bagus? Tidak,” ujar Macron, memperingatkan bahwa negara?negara kawasan tidak membutuhkan “kekacauan.”
Komentar Macron muncul di tengah kekhawatiran bahwa Presiden Donald Trump mungkin akan membawa Amerika bergabung dalam kampanye militer Israel dan mendukung diduga tujuan militer Israel untuk menjatuhkan rezim Ayatullah Ali Khamenei.
Baca Juga: Siapkan Rudal, Iran Kecam AS Jika Ikut Campur Perang |