Kendaraan militer Israel yang mengangkut pasukan. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 16 October 2025 16:27
Yerusalem: Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz menyatakan bahwa negaranya akan kembali melancarkan serangan jika Hamas tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat.
Pernyataan itu disampaikan Rabu, 15 Oktober 2025 setelah Hamas menyerahkan dua jenazah sandera tambahan kepada Israel.
“Jika Hamas menolak mematuhi kesepakatan, Israel, bersama Amerika Serikat, akan melanjutkan pertempuran untuk mencapai kekalahan total Hamas dan mengubah situasi di Gaza,” bunyi pernyataan dari kantor Katz.
Kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Presiden AS Donald Trump telah membuat Hamas membebaskan 20 sandera hidup sebagai pertukaran dengan hampir 2.000 tahanan Palestina.
Hamas juga menyerahkan tujuh dari 28 jenazah sandera yang diketahui meninggal, serta satu jenazah tambahan yang bukan warga Israel. Namun, kelompok itu menyebut tidak dapat mengevakuasi lebih banyak jenazah tanpa peralatan khusus.
“Kami telah menyerahkan semua tahanan hidup dan jenazah yang berhasil ditemukan. Sisanya memerlukan peralatan khusus untuk dievakuasi,” ucap Brigade Ezzedine Al-Qassam, dikutip dari media Channel News Asia, Kamis, 16 Oktober 2025.
Sementara itu, pejabat Amerika Serikat menegaskan bahwa Hamas masih berkomitmen untuk menuntaskan kesepakatan tersebut. Meski begitu, keterlambatan dalam pengembalian jenazah menambah tekanan politik terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir bahkan mengancam akan menghentikan bantuan kemanusiaan ke Gaza jika Hamas gagal menyerahkan seluruh jenazah sandera.
Israel juga mengembalikan 45 jenazah warga Palestina ke Rumah Sakit Nasser di Gaza Selatan, sehingga totalnya menjadi 90. Berdasarkan perjanjian, Israel wajib menyerahkan 15 jenazah Palestina untuk setiap sandera Israel yang meninggal. Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, meminta Israel segera membuka semua jalur masuk ke Gaza agar bantuan dapat disalurkan.
“Hal itu harus dilakukan sekarang. Kami ingin itu terjadi segera sebagai bagian dari perjanjian ini,” ujarnya dalam wawancara di Kairo.
Di lapangan, tiga warga Palestina dilaporkan tewas akibat tembakan Israel pada Rabu, 15 Oktober 2025. Dua di antaranya ditembak ketika berusaha kembali ke rumah di kawasan Shujaiya, Kota Gaza. Militer Israel mengklaim korban melanggar batas gencatan senjata dan dianggap mengancam pasukan.
Perang yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menimbulkan krisis kemanusiaan besar di Gaza. PBB bahkan menyatakan adanya kondisi kelaparan, meski Israel membantah. Sementara itu, isu perlucutan senjata Hamas masih menjadi hambatan utama dalam upaya perdamaian.
(Keysa Qanita)