Mesir dan AS Desak Fleksibilitas Rampungkan Kesepakatan Gencatan Senjata Hamas-Israel

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. Foto: Anadolu

Mesir dan AS Desak Fleksibilitas Rampungkan Kesepakatan Gencatan Senjata Hamas-Israel

Fajar Nugraha • 15 January 2025 11:24

Kairo: Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa menekankan pentingnya mengatasi hambatan dan menunjukkan fleksibilitas untuk mengamankan perjanjian gencatan senjata di Gaza.

“Pernyataan tersebut disampaikan selama panggilan telepon antara kedua pemimpin,” menurut pernyataan dari Kantor Kepresidenan Mesir, seperti dikutip Anadolu, Rabu 15 Januari 2025.

Pembahasan difokuskan pada upaya mediasi yang dipimpin oleh Mesir, AS, dan Qatar untuk menjadi perantara gencatan senjata dan memfasilitasi pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel.

Kedua presiden meninjau perkembangan terbaru dalam negosiasi dan menyoroti perlunya semua pihak untuk bekerja guna menghilangkan hambatan dan menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan untuk merampungkan perjanjian.

Sisi menggarisbawahi urgensi mencapai gencatan senjata segera untuk meringankan krisis kemanusiaan yang parah di Gaza. Ia menyerukan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa batas ke daerah kantong itu dan memperingatkan kemungkinan dampak yang akan timbul jika konflik semakin memanas.

Kebutuhan mendesak untuk mencapai kesepakatan

Menurut pernyataan Gedung Putih, Biden memuji peran Sisi dalam proses gencatan senjata dan mengatakan bahwa "kesepakatan itu tidak akan mungkin terjadi tanpa peran penting dan bersejarah Mesir di Timur Tengah dan komitmen terhadap diplomasi untuk menyelesaikan konflik."

Kedua pemimpin menekankan "kebutuhan mendesak untuk mencapai kesepakatan guna memberikan bantuan segera kepada rakyat Gaza."

Biden dan Sisi juga menegaskan kembali komitmen mereka untuk memastikan keberhasilan kesepakatan itu dan berjanji untuk menjaga koordinasi yang erat.

Keterlibatan Qatar juga sangat penting, dengan Doha menjadi tuan rumah negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas. Pada Senin, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani membahas upaya mediasi bersama dengan Presiden Biden melalui panggilan telepon.

Sebelumnya, Hamas mengatakan bahwa gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan sedang dalam "tahap akhir."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari bahwa negosiasi gencatan senjata Gaza sudah dalam "rincian akhir" dan pengumuman kesepakatan sudah "segera."

Sumber-sumber Palestina sebelumnya mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan "hampir siap" dan dapat ditandatangani pada Jumat.

Media Israel juga melaporkan kemajuan substansial dalam perundingan, yang telah berlangsung selama berminggu-minggu meskipun ada tantangan yang terus-menerus.

Israel bunuh sandera

Israel saat ini menahan lebih dari 10.300 tahanan Palestina, sementara diperkirakan 98 warga Israel ditahan di Gaza. Hamas mengatakan bahwa banyak tawanan Israel telah tewas dalam serangan udara Israel yang membabi buta.

Perundingan pertukaran tahanan dan gencatan senjata, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS, telah terputus beberapa kali karena kondisi baru yang diberlakukan oleh Netanyahu.

Oposisi Israel dan keluarga tawanan menuduhnya menghalangi upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan dengan Hamas.

Israel terus melancarkan perang di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 46.600 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Pada November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)