Putri Purnama Sari • 5 November 2025 13:18
Jakarta: Setiap tanggal 5 November, Indonesia memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN). Peringatan ini bukan sekadar tanggal simbolik, melainkan ajakan bagi seluruh masyarakat untuk lebih peduli dan melestarikan kekayaan hayati negeri ini, mulai dari keindahan flora hingga keanekaragaman fauna.
Sejarah Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional ditetapkan oleh pemerintah Indonesia pada era Presiden Soeharto melalui Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993.
Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian puspa dan satwa, terutama yang menjadi identitas dan kebanggaan bangsa.
Kata “puspa” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti
flora atau tumbuhan, sedangkan “satwa” berarti fauna atau hewan.
Penetapan tanggal 5 November dipilih untuk menjadi momentum tahunan dalam mengingatkan kita agar tidak hanya menikmati keindahan alam Indonesia, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kelestariannya.
Dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, pemerintah menetapkan tiga keputusan utama sebagai bentuk penghargaan dan perlindungan terhadap kekayaan hayati Indonesia.
Penetapan Satwa Nasional
Terdapat tiga jenis satwa yang masing-masing mewakili kelompok satwa darat, air, dan udara. Ketiganya ditetapkan sebagai Satwa Nasional dengan sebutan:
- Komodo (Varanus komodoensis) sebagai satwa nasional
- Ikan Siluk Merah (Sclerophages formosus) sebagai satwa pesona
- Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) sebagai satwa langka.
Penetapan Bunga Nasional
Pemerintah juga menetapkan tiga jenis bunga sebagai Bunga Nasional yang menjadi simbol keindahan flora Indonesia, yaitu:
- Melati putih (Jasminum sambac) sebagai puspa bangsa
- Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) sebagai puspa pesona
- Padma raksasa (Rafflesia arnoldii) sebagai puspa langka.
Makna dan Tujuan Peringatan HCPSN
Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional memiliki beberapa makna penting, di antaranya:
1. Menumbuhkan rasa cinta terhadap flora dan fauna asli Indonesia
Indonesia memiliki lebih dari 30 ribu spesies tumbuhan dan 350 ribu spesies satwa liar, banyak di antaranya endemik dan tidak ditemukan di tempat lain di dunia.
2. Mendorong pelestarian lingkungan
Puspa dan satwa memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Melestarikan mereka berarti menjaga keberlanjutan hidup manusia juga.
3. Meningkatkan kesadaran terhadap ancaman kepunahan
Banyak spesies seperti orangutan, harimau sumatra, badak jawa, dan bunga raflesia kini masuk daftar satwa dan tumbuhan langka yang terancam punah.