Staf Ahli TNI AD: Mahasiswa Harus Paham Tantangan Geopolitik

Koordinator Staf Ahli Kepala Staf TNI AD, Letjen TNI Muhammad Zamroni (kedua dari kanan). Foto: Dok UTA '45

Staf Ahli TNI AD: Mahasiswa Harus Paham Tantangan Geopolitik

Wandi Yusuf • 26 June 2025 19:34

Jakarta: Koordinator Staf Ahli Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Letjen TNI Muhammad Zamroni, mengingatkan mahasiswa untuk terus memperbarui informasi. Khususnya informasi mengenai tantangan geopolitik ke depan.

"Generasi muda harus memahami tantangan geopolitik, menjaga integritas, dan punya semangat bela negara di tengah perkembangan teknologi dan globalisasi yang masif," kata Zamroni melalui keterangan tertulis, Kamis, 26 Juni 2025.

Pernyataan Zamroni disampaikan pada Studium Generale Universitas 17 Agustus 1945 (UTA '45) Jakarta. Zamroni menyampaikan pandangan strategisnya terkait ketahanan nasional dan peran pemuda dalam membangun masa depan bangsa. 

"Ketahanan nasional bukan hanya urusan militer, tetapi tanggung jawab seluruh elemen bangsa. Mahasiswa harus menjadi pelopor dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan, terutama dalam menghadapi ancaman non-tradisional seperti disinformasi, radikalisme, dan konflik identitas,” kata dia.

Zamroni mengingatkan ancaman terhadap bangsa Indonesia kini tidak hanya datang dari kekuatan bersenjata, tetapi juga dari serangan siber, polarisasi sosial, hingga krisis identitas kebangsaan.

“Mahasiswa harus berada di barisan terdepan dalam menjaga nilai-nilai persatuan dan nasionalisme. Mahasiswa bukan hanya penerus bangsa, tapi juga pelindungnya,” ujar dia.
 

Baca: 

WEF: Dunia Masuki Babak Baru Ketidakpastian Ekonomi dan Politik


Ketua Dewan Pembina Yayasan UTA '45 Jakarta, Rudyono Darsono, menyoroti pentingnya pendidikan karakter dan pembinaan ideologis di perguruan tinggi. Ia mengajak seluruh sivitas akademika untuk menjadikan kampus sebagai ruang penggemblengan nilai patriotisme yang relevan dengan tantangan zaman.

“UTA ’45 didirikan dengan semangat perjuangan dan nasionalisme. Kini tugas kita adalah meneruskan warisan tersebut dengan menyiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara moral dan kebangsaan,” ujar Rudyono.

Menurut dia, perguruan tinggi tidak boleh hanya menjadi tempat mengejar gelar akademik, tetapi juga harus menjadi ruang pembentukan integritas dan kesadaran sejarah.

“Kita tidak sedang membangun menara gading. Kita sedang membangun manusia Indonesia yang punya harga diri, punya memori sejarah, dan siap berdiri untuk bangsanya,” kata Rudyono.

Acara Studium Generale ini menjadi bagian dari komitmen UTA ’45 Jakarta dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga responsif terhadap dinamika sosial-politik nasional.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Wandi Yusuf)