Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ade Hapsari Lestarini • 24 June 2025 15:54
Jakarta: Perhatian dunia saat ini tertuju pada penggundulan hutan, tercemarnya lautan, dan emisi karbon. Topik iklim dalam ruangan pun luput menjadi perhatian.
World Health Organization (WHO) melaporkan, 99 persen populasi global menghirup udara yang melebihi batas aman. Bahkan, udara dalam ruangan bisa lima kali lebih tercemar daripada udara luar ruangan.
Dengan orang-orang yang kini menghabiskan hampir 90 persen waktunya di dalam ruangan, udara dalam ruangan yang bersih lebih dari sekadar kenyamanan, itu adalah kebutuhan.
Pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, perusahaan global QNET menyoroti iklim dalam ruangan. QNET mengimbau agar masyarakat tidak mengabaikan bahaya lingkungan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari, yaitu polusi udara di dalam ruangan.
"Karena perubahan iklim menyebabkan lebih banyak kebakaran hutan, badai debu, dan lonjakan polusi, udara di dalam rumah kita menjadi lebih berbahaya dari sebelumnya," ujar Chief Marketing Officer QNET, Trevor Kuna, dalam keterangan tertulis, Selasa, 24 Juni 2025.
Dia mengatakan, saat berbicara tentang keberlanjutan, masyarakat sering kali berfokus pada hutan, lautan, dan lahan pertanian. Namun, dia mengatakan untuk tidak melupakan lingkungan terdekat, yakni rumah.
Baca juga: Ini 5 Negara dengan Udara Terbersih di Dunia |