Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
Jakarta: PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menandatangani kerja sama pengelolaan limbah menjadi sumber energi baru dan terbarukan dengan PT Farmindo Multi Dimensi. Kerja sama ini memperkuat ekosistem bioenergi dan biomassa di Indonesia, sekaligus mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060.
Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia, Rakhmad Dewanto menyampaikan, pengembangan biomassa merupakan bagian penting dari strategi dekarbonisasi PLN Group. Langkah ini juga menjadi kontribusi PLN terhadap target Nationally Determined Contribution (NDC) 2030 dan Net Zero Emission 2050.
“Potensi bioenergi Indonesia sangat besar, baik dari limbah pertanian, limbah industri, maupun tanaman energi. Jika dikelola optimal, limbah yang selama ini tidak bernilai dapat menjadi sumber energi sekaligus mengurangi emisi,” ujar Rakhmad dalam keterangan tertulis, Senin, 27 Oktober 2025.
Rakhmad menjelaskan, saat ini PLN telah menerapkan cofiring biomassa di 52 unit PLTU dengan target pemanfaatan hingga 10 juta ton biomassa di tahun 2030. Selain itu, PLN juga tengah mengembangkan pembangkit biomassa, pembangkit berbasis sampah, dan biogas dengan total kapasitas hampir 1 Gigawatt (GW).
“PLN EPI bertanggung jawab memastikan seluruh pasokan energi primer bagi pembangkit PLN Group. Kami suplai batubara sekitar 100 juta ton per tahun dan gas hampir 1.400 juta kaki kubik per hari. Kini, Kami mulai mendorong bioenergi sebagai sumber pasokan baru yang berkelanjutan,” tambahnya.
(PLN EPI menandatangani kerja sama pengelolaan limbah menjadi sumber energi baru dan terbarukan dengan PT Farmindo Multi Dimensi. Foto: Dok istimewa)
Perkuat sektor energi hijau
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bioenergi PLN EPI Hokkop Situngkir menegaskan, kerja sama dengan Farmindo Multi Dimensi merupakan bagian dari inisiatif PLN untuk memperkuat sektor energi hijau. Menurut dia, kerja sama ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan menjadi bagian dari mandat PLN.
“Untuk mendorong transisi energi menuju
Net Zero Emission. Di PLN EPI, kami memegang peran strategis dalam pengembangan biomassa, biogas, dan pengelolaan limbah yang bisa diubah menjadi energi (
waste to energy),” jelas Hokkop.
Ia memaparkan, penggantian 10 juta ton batubara dengan biomassa berpotensi mengurangi sekitar 10 juta ton emisi karbon ekuivalen. Menurutnya, kontribusi tersebut sangat signifikan bagi pencapaian komitmen iklim Indonesia. Ia juga menyoroti kondisi pengelolaan limbah sampah perkotaan nasional yang mendesak.
“Kami berharap MoU ini tidak berhenti di atas kertas. Ke depan akan ada tahapan due diligence dan pengembangan fasilitas produksi bersama. Ini bukan hanya untuk PLN, tetapi juga untuk menjawab tantangan nasional pengelolaan sampah dan emisi,” tambah Hokkop.
Direktur Utama Farmindo Multi Dimensi Lim Dixon menyampaikan optimismenya atas kerja sama strategis ini. Dari berbagai daerah yang ia kunjungi, hampir semuanya menghadapi tantangan terkait sampah. Bahkan di Bali yang dikenal sebagai Pulau Dewata, kini menghadapi persoalan sampah yang mengkhawatirkan.
“Kalau kami nanti menjadi mitra PLN EPI, kami akan bekerja maksimal, bukan hanya untuk PLN EPI, tapi untuk NKRI. Semoga setelah MOU ini, kerja sama bisa segera berlanjut ke tahap implementasi yang nyata,” tegas Lim.
Kerja sama ini diharapkan menjadi awal dari terbentuknya ekosistem bioenergi dan biomassa nasional, tidak hanya secara bisnis, tetapi juga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. PLN EPI mendorong solusi energi bersih berbasis sumber daya lokal, memperkuat ketahanan energi nasional, dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).