Riza Aslam Khaeron • 31 October 2025 11:19 
                
                
                    
                        Jakarta: Penemuan partikel mikroplastik dalam air hujan di Jakarta telah memicu kekhawatiran luas tentang seberapa besar paparan mikroplastik yang sebenarnya dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan laporan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang dirilis pada 17 Oktober 2025, setiap sampel air hujan yang diuji di wilayah ibu kota mengandung mikroplastik, yang berasal dari berbagai sumber seperti debu kendaraan, pembakaran plastik, dan serat sintetis dari pakaian.
Mikroplastik tersebut terangkat ke udara dan kembali turun melalui hujan dalam proses yang dikenal sebagai atmospheric microplastic deposition. Fakta bahwa mikroplastik dapat terhirup atau masuk ke tubuh manusia melalui udara dan air menunjukkan bahwa konsumsi partikel ini bersifat konstan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, seberapa banyak mikroplastik yang sebenarnya dikonsumsi manusia per hari? Berikut ulasannya.
 
Konsumsi Mikroplastik Harian
Studi berjudul 
Human Consumption of Microplastics yang diterbitkan pada tahun 2019 oleh enam peneliti dari Kanada memberikan gambaran menyeluruh mengenai jumlah 
mikroplastik yang dikonsumsi manusia per hari.
Diterbitkan di jurnal Environmental Science & Technology milik American Chemical Society, studi ini mengumpulkan dan menganalisis lebih dari 3.600 sampel dari 26 penelitian berbeda yang mencakup berbagai produk makanan, minuman, dan paparan udara.
Dalam kondisi konsumsi harian normal, ditemukan bahwa rata-rata pria dewasa mengonsumsi sekitar 312 partikel 
mikroplastik per hari, sedangkan wanita dewasa mengonsumsi sekitar 258 partikel.
Untuk kelompok anak laki-laki, angkanya mencapai 223 partikel, dan anak perempuan sekitar 203 partikel per hari. Mayoritas partikel ini berasal dari udara, bukan dari makanan.
Jika dirinci berdasarkan jalur masuk:
Inhalasi (udara yang dihirup):
	- Pria dewasa: 170 partikel/hari
- Wanita dewasa: 132 partikel/hari
- Anak laki-laki: 110 partikel/hari
- Anak perempuan: 97 partikel/hari
Makanan dan Minuman:
	- Pria dewasa: 142 partikel/hari
- Wanita dewasa: 126 partikel/hari
- Anak laki-laki: 113 partikel/hari
- Anak perempuan: 106 partikel/hari
Temuan ini memperlihatkan bahwa inhalasi merupakan sumber utama paparan 
mikroplastik, terlebih di lingkungan urban yang tingkat polusinya tinggi seperti Jakarta.
 
Selain itu, faktor air minum juga turut memperbesar konsumsi mikroplastik. Studi menunjukkan bahwa air botolan mengandung rata-rata 94,37 partikel mikroplastik per liter, jauh lebih tinggi dibandingkan air keran yang hanya sekitar 4,23 partikel per liter.
Dengan demikian, orang yang hanya minum air botolan dapat mengonsumsi partikel lebih banyak setiap harinya:
	- Pria dewasa: 349 partikel/hari
- Wanita dewasa: 255 partikel/hari
- Anak laki-laki: 205 partikel/hari
- Anak perempuan: 174 partikel/hari
Sebaliknya, jika hanya minum air keran, tambahan konsumsi mikroplastiknya jauh lebih rendah—sekitar 9–16 partikel per hari. Temuan ini menyoroti bahwa pilihan terhadap jenis air minum memiliki pengaruh langsung terhadap akumulasi 
mikroplastik dalam tubuh.
Temuan bahwa manusia dewasa dapat mengonsumsi ratusan partikel mikroplastik per hari, terutama dari udara dan air minum, menunjukkan bahwa kontaminasi ini bukan lagi isu lingkungan semata, melainkan telah menjadi persoalan kesehatan publik.
Dengan mempertimbangkan bahwa jumlah tersebut kemungkinan masih merupakan estimasi minimal, urgensi untuk menekan sumber-sumber polusi mikroplastik menjadi semakin mendesak—baik melalui perubahan kebijakan, kebiasaan konsumsi, maupun inovasi penyaringan udara dan air di lingkungan tempat tinggal.