Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Anadolu
Muhammad Reyhansyah • 8 October 2025 12:24
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan keyakinan bahwa terdapat “peluang nyata” untuk mengakhiri perang di Gaza. Dia utarakan bertepatan dengan peringatan dua tahun serangan 7 Oktober yang menewaskan ribuan warga Israel.
Dalam pernyataan peringatan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan komitmennya untuk menuntaskan seluruh tujuan perang, termasuk menghancurkan kekuasaan kelompok Hamas.
“Kita berada pada hari-hari yang menentukan. Kami akan terus bertindak demi mencapai seluruh sasaran perang: memulangkan semua sandera, menyingkirkan kekuasaan Hamas, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 8 Oktober 2025.
Negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas tengah berlangsung di resor Sharm El-Sheikh, Mesir, berdasarkan rencana 20 poin yang diajukan Trump untuk mengakhiri konflik.
“Ada peluang nyata untuk mencapai sesuatu,” ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
“Saya pikir ada kemungkinan kita bisa mewujudkan perdamaian di Timur Tengah,” kata Trump.
Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat akan melakukan “segala yang mungkin” untuk memastikan kedua pihak menaati kesepakatan jika gencatan senjata tercapai.
Sementara itu, kepala tim negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, mengatakan kelompoknya “menghendaki jaminan dari Presiden Trump dan negara-negara penjamin bahwa perang ini benar-benar berakhir untuk selamanya.”
Rencana yang digagas Trump mencakup penghentian pertempuran, pembebasan semua sandera, pelucutan senjata Hamas, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza. Menurut sumber Palestina yang dekat dengan tim negosiasi Hamas, sesi pertemuan pada Selasa membahas peta awal penarikan pasukan dan mekanisme pertukaran tahanan-sandera.
“Hamas menegaskan agar jadwal pembebasan sandera dikaitkan langsung dengan jadwal penarikan pasukan Israel,” kata sumber tersebut.
Utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dijadwalkan bergabung dalam perundingan pada Rabu. Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengatakan keberhasilan pembicaraan bergantung pada kepemimpinan Trump, bahkan jika perlu “memaksakan visi politiknya.”
Qatar juga mengonfirmasi bahwa Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani akan hadir dalam pertemuan itu, sementara media pemerintah Turki melaporkan kepala intelijen Ibrahim Kalin akan memimpin delegasi Ankara ke Mesir.