Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 8 June 2025 17:03
Washington: Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance menegaskan kembali dukungannya kepada Presiden Donald Trump yang sedang bersitegang dengan miliarder Elon Musk. Di waktu bersamaan, Vance juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Musk dan memahami kritikan bos Tesla itu terhadap usulan anggaran ekspansif Trump.
Melansir dari Anadolu Agency, Minggu, 8 Juni 2025, pernyataan tersebut disampaikan Vance dalam wawancara podcast dengan komedian Theo Von, yang dirilis pada Sabtu kemarin.
Vance menyampaikan pemikirannya saat ketegangan antara Trump dan Musk meningkat sepanjang pekan, di mana dirinya tampak mencoba menjadi mediator. Wawancara tersebut dilaporkan direkam pada hari Kamis, dengan Von dan Vance mengunggahnya di media sosial di hari yang sama.
"Kesetiaan saya akan selalu bersama presiden," kata Vance kepada Von, sembari juga menggambarkan Musk sebagai pengusaha yang luar biasa.
Menanggapi pertikaian Musk dengan Trump, Vance memuji upayanya untuk menghilangkan "pemborosan, penipuan, dan penyalahgunaan" melalui Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).
Namun, ia juga menggambarkan Musk sebagai sosok emosional—seorang pengusaha yang semakin frustrasi dengan realitas kehidupan politik.
“Elon baru terjun ke dunia politik, kan? Jadi, bisnisnya terus-menerus diserang. Mereka benar-benar seperti membakar beberapa mobilnya,” kata Vance, merujuk pada insiden vandalisme yang menargetkan mobil dan fasilitas Tesla.
“Saya pikir sebagian alasannya adalah orang ini terjun ke dunia politik dan telah banyak menderita karenanya,” tutur Vance.
Ia mengatakan bahwa dirinya memahami rasa frustrasi Musk, dengan menyebut rancangan undang-undang bernama "The One, Big, Beautiful Bill” yang menjadi inti perseteruan Trump dan Musk sebagai, “RUU yang bagus."
"Itu bukan RUU sempurna. Jika Anda seorang pemimpin bisnis, Anda mungkin merasa frustrasi dengan proses itu karena prosesnya lebih, Anda tahu, birokratis, prosesnya lebih lambat,” jelas sang wapres.
Vance menjelaskan bahwa ia yakin "merupakan kesalahan besar" bagi Musk untuk “bersitegang dengan presiden seperti itu," seraya memperingatkan bahwa perseteruan serius di antara mereka tidak hanya akan merugikan negara, tetapi juga kemungkinan dapat menjadi bumerang bagi Musk.
"Saya berharap pada akhirnya Elon akan kembali. Mungkin itu tidak mungkin sekarang, karena ia sudah sangat agresif," tambahnya.
Perselisihan publik antara Trump dan Musk meletus pada hari Kamis setelah presiden mengecam miliarder itu karena menentang kebijakan Partai Republik. Elon merasa RUU anggaran itu dapat berujung pada defisit negara dalam jumlah besar.
Ketegangan itu dengan cepat meningkat, memicu kekacauan di Kongres dan memengaruhi saham Tesla.
Baca juga: Perseteruan Makin Panas! Trump Ancam Elon Musk Jika Berani Danai Demokrat