Tiongkok Harap Prancis Tolak Campur Tangan NATO di Asia-Pasifik

Beijing: Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi meminta Prancis agar menolak campur tangan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di kawasan Asia-Pasifik, dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot pada Jumat lalu.

Pernyataan tersebut disampaikan melalui keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Tiongkok, yang menekankan harapan Beijing agar Paris "mengambil posisi yang tepat dan menolak keterlibatan NATO dalam urusan Asia-Pasifik."

Wang Yi juga mengajak Prancis bekerja sama mempertahankan multilateralisme, mendukung perdagangan bebas, dan menentang praktik unilateral serta tindakan koersif.

“Tiongkok menghargai komitmen Prancis terhadap kebijakan satu Tiongkok dan meyakini bahwa Prancis akan benar-benar menjalankannya,” ujar Wang, seperti dikutip Anadolu Agency, Senin, 9 Juni 2025.

Wang turut menegaskan bahwa persoalan Ukraina dan Taiwan adalah dua isu yang sangat berbeda secara fundamental.

Sebagai tanggapan, Menlu Barrot menegaskan bahwa Prancis tidak mendukung “perang dagang dan tarif,” serta menginginkan penyelesaian gesekan dagang melalui jalur konsultasi.

Barrot menyatakan bahwa Prancis selalu memandang Tiongkok sebagai “teman dan mitra,” serta siap memperkuat komunikasi strategis tingkat tinggi antara kedua negara.

“Prancis teguh dalam menjalankan kebijakan satu Tiongkok,” ujar Barrot, sembari menekankan pentingnya menjaga hubungan bilateral melalui pertukaran budaya dan hubungan antarmasyarakat.

Kedua diplomat juga membahas berbagai isu internasional seperti konflik di Ukraina, situasi Palestina-Israel, serta isu nuklir Iran, meski tidak dirinci lebih lanjut dalam pernyataan resmi. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Tarif Trump jadi Biang Kerok Ekspor Asia-Pasifik Anjlok