Tarif Trump jadi Biang Kerok Ekspor Asia-Pasifik Anjlok

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Tarif Trump jadi Biang Kerok Ekspor Asia-Pasifik Anjlok

Eko Nordiansyah • 16 May 2025 11:11

Jeju: Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) merilis laporan tren regional yang memproyeksikan pertumbuhan ekspor kawasan hanya sebesar 0,4 persen di 2025, jauh menurun dibandingkan 5,7 persen tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi kawasan juga direvisi turun menjadi 2,6 persen dari 3,3 persen.

APEC menyebutkan penurunan ini disebabkan oleh lemahnya permintaan eksternal, khususnya pada barang manufaktur dan konsumsi, serta ketidakpastian akibat kebijakan tarif barang yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

“Pertumbuhan perdagangan akan menurun tajam di kawasan APEC karena permintaan luar negeri yang lebih rendah, dan meningkatnya ketidakpastian terkait kebijakan barang berdampak pada perdagangan jasa,” ujar APEC dalam pernyataannya dilansir dari Investing.com, Jumat, 16 Mei 2025.

Sebanyak 21 negara anggota APEC berkumpul di Pulau Jeju, Korea Selatan untuk membahas kerja sama multilateral di tengah meningkatnya proteksionisme global akibat kebijakan tarif Trump. Pertemuan pada 15-16 Mei 2025, sebagai bagian dari rangkaian pertemuan pejabat senior menjelang KTT APEC akhir tahun ini di Gyeongju.

APEC menyatakan lebih dari separuh anggotanya kini terdampak langsung tarif AS, termasuk negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Kanada, dan beberapa negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.
 

Baca juga: 

Stok Melimpah, Indonesia Bakal Ekspor Beras ke Negara Membutuhkan



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Reformasi masa depan WTO

Pertemuan juga membahas masa depan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang kini menghadapi krisis legitimasi setelah AS menghentikan pendanaannya. Pemerintahan Trump menilai WTO telah memberikan keuntungan yang tidak adil kepada Tiongkok dalam ekspor global.

Perwakilan Perdagangan AS, Jamieson Greer, dijadwalkan mengadakan serangkaian pertemuan bilateral, termasuk dengan Korea Selatan dan Selandia Baru. Ia menyatakan, pemerintah AS bergerak secepat mungkin bersama negara-negara yang ingin mencapai kesepakatan ambisius.

Dari pihak Tiongkok, Wakil Menteri Perdagangan, Li Chenggang, juga hadir dalam pertemuan ini. Meskipun tidak dikonfirmasi apakah akan ada pertemuan lanjutan dengan Greer, keduanya sebelumnya telah sepakat untuk memangkas tarif secara signifikan dalam pertemuan tatap muka di Jenewa pada 10-11 Mei.

APEC yang didirikan pada tahun 1989 kini mewakili sekitar 50 persen perdagangan global dan 60 persen PDB dunia, menjadikannya forum penting untuk menyusun strategi menghadapi gejolak ekonomi global saat ini. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)