INA Catat Perbedaan Pertumbuhan Pendapatan UMKM di Proyek Tol dan Pelabuhan

Ilustrasi e-commerce. Medcom

INA Catat Perbedaan Pertumbuhan Pendapatan UMKM di Proyek Tol dan Pelabuhan

Al Abrar • 19 December 2025 14:21

Jakarta: Indonesia Investment Authority (INA) mencatat adanya perbedaan signifikan dalam pertumbuhan pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada proyek infrastruktur jalan tol dan pelabuhan.

Berdasarkan laporan INA, rata-rata pendapatan UMKM di koridor Jalan Tol Bakauheni–Terbanggi Besar (BTB) tumbuh sekitar 12 persen. Sementara itu, UMKM yang terlibat di Belawan New Container Terminal (BNCT) mencatat lonjakan pendapatan hingga 50 persen.

Head of ESG INA, Fetriza Rinaldy, mengatakan perbedaan tersebut mencerminkan karakter ekonomi, struktur aktivitas usaha, serta tingkat keterkaitan UMKM dengan masing-masing aset infrastruktur.

“Di koridor BTB, dampak terhadap UMKM terutama bersifat tidak langsung dan bertahap, melalui peningkatan konektivitas, efisiensi distribusi, serta perluasan akses pasar,” ujar Fetriza Rinaldy dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Desember 2025.

Meningkatkan aktivitas ekonomi sekitar


Ia menjelaskan, UMKM di sepanjang koridor tol BTB umumnya bergerak di sektor perdagangan, jasa lokal, dan logistik pendukung. Dampak ekonomi yang dihasilkan bersifat menyebar dan berkembang secara gradual seiring meningkatnya aktivitas ekonomi di wilayah sekitar.
 
Berbeda dengan itu, keterkaitan UMKM di BNCT dinilai lebih langsung dan terfokus. Menurut Fetriza, sebagian besar UMKM di sekitar pelabuhan bergerak di sektor jasa logistik, pergudangan, transportasi, serta kegiatan pendukung perdagangan internasional.

“Peningkatan kapasitas dan efisiensi operasional pelabuhan menciptakan peluang ekonomi yang lebih terkonsentrasi, sehingga sebagian pelaku UMKM mengalami pertumbuhan pendapatan yang lebih signifikan,” kata dia.

Fetriza menegaskan, temuan ini menjadi pembelajaran penting bagi INA dalam mengelola dampak sosial dan ekonomi proyek investasi. Menurutnya, besaran dampak terhadap UMKM sangat ditentukan oleh posisi UMKM dalam rantai nilai (value chain) dari masing-masing proyek.

“Pendekatan pengelolaan dampak ke depan tidak diarahkan pada replikasi angka pertumbuhan tertentu, melainkan pada penguatan keterkaitan ekonomi lokal yang relevan dengan karakter aset dan wilayah proyek,” jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Al Abrar)