Ilustrasi Crisis Center Bencana Sumatera. (Dokumentasi/ Humas UB)
Daviq Umar Al Faruq • 10 December 2025 10:16
Malang: Direktorat Kemahasiswaan Universitas Brawijaya (UB) di Kota Malang, Jawa Timur, membuka Crisis Center setelah menerima laporan sejumlah mahasiswanya terdampak bencana di Pulau Sumatra. Crisis Center dibentuk untuk memverifikasi data agar penyaluran bantuan dilakukan secara tepat dan terukur.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UB, Setiawan Noerdajasakti, menjelaskan verifikasi menjadi tahapan penting sebelum bantuan diberikan kepada mahasiswa yang jumlahnya terus bertambah. Ia menyebut akurasi data diperlukan untuk memastikan tiap kebutuhan bisa direspons sesuai kondisi di lapangan.
“Kami ingin memastikan bahwa seluruh mahasiswa yang terdampak benar-benar mendapatkan bantuan tanpa ada yang terlewat. Inilah bentuk tanggung jawab UB untuk hadir dalam kondisi darurat, terutama ketika mahasiswa sedang mengalami kesulitan,” ujarnya, Rabu, 10 Desember 2025.
Laporan awal menunjukkan lebih dari satu kelompok mahasiswa mengalami kendala serius, mulai dari kesulitan komunikasi hingga masalah finansial akibat
banjir. Beberapa di antaranya kehilangan tempat tinggal sementara karena rumah keluarganya terdampak bencana.
“Bantuan tidak hanya berbentuk uang, tetapi juga dukungan psikologis, kebutuhan harian, dan akses akademik. Kami tidak ingin mahasiswa terhambat proses pendidikannya akibat bencana,” tambah Setiawan.
Setiawan mengatakan bahwa verifikasi hari ini menjadi bagian penting dari rangkaian penanganan bencana yang telah disiapkan kampus. Setelah tahapan ini selesai, UB akan menentukan skema bantuan yang disesuaikan dengan jumlah mahasiswa terdampak.
Ia menyebut keputusan tersebut diharapkan bisa meringankan beban mahasiswa dan menjaga keberlangsungan kegiatan akademik mereka. Pemantauan kondisi mahasiswa di wilayah terdampak juga akan dilakukan hingga situasi pulih.
“Kami tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga memantau situasi hingga mahasiswa benar-benar pulih. UB akan terus hadir mendampingi, karena keselamatan dan kenyamanan mahasiswa adalah prioritas kami,” tegas Setiawan.
Ilustrasi Crisis Center Bencana Sumatera. (Dokumentasi/ Humas UB)
Hingga sore hari, proses verifikasi masih berjalan dan melibatkan sejumlah petugas dari Direktorat Kemahasiswaan. UB menargetkan seluruh pendataan dapat dirampungkan dalam waktu dekat untuk memastikan bantuan segera tersalurkan.
Langkah ini menegaskan komitmen UB dalam mempercepat respons terhadap mahasiswa yang terdampak langsung bencana. Kampus juga memperkuat sistem penanganan cepat agar kebutuhan mahasiswa yang jumlahnya terus bertambah dapat diakomodasi.
Sekretaris Menteri Koordinator Pelayanan Eksekutif Mahasiswa (EM UB), Yusuf Hafidzun Alim, menyatakan dukungan penuh terhadap mekanisme verifikasi yang diterapkan
Crisis Center. Kolaborasi ini dinilai penting untuk memastikan seluruh laporan mahasiswa terdampak dapat diverifikasi secara akurat.
“Kami memastikan bahwa seluruh prosedur verifikasi berjalan transparan dan akurat. Kolaborasi ini dilakukan agar bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran dan sesuai regulasi kampus,” kata Yusuf.
Verifikasi dilakukan dengan mencocokkan identitas mahasiswa, bukti kondisi terdampak, serta kebutuhan yang mereka ajukan. Tim juga mencatat sejumlah mahasiswa membutuhkan bantuan mendesak seperti akomodasi sementara dan logistik harian.
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Deu Gulton, mengapresiasi langkah UB yang dinilai cepat merespons situasi darurat. Ia mengatakan banyak mahasiswa asal Sumatra Utara, Aceh, dan
Sumatra Barat yang terdampak banjir besar dan mengalami hambatan dalam aktivitas harian.
“Seperti yang bisa kita lihat di sosial media banjir yang terjadi itu sangat besar dan bahkan sampai ada rumah yang tertutup oleh lumpur akibat banjir dan mungkin sampai sekarang teman kita masih ada yang kesulitan dana, karena memang banjir yang terjadi bukan hanya menenggelamkan rumah tetapi juga memutus akses jalan dan akses komunikasi," kata Deu.
Deu mengaku, terputusnya akses jalan dan komunikasi membuat beberapa teman mahasiswanya belum menerima kiriman uang bulanan. Oleh karena itu, bantuan dana dari UB sangat membantu para mahasiswa.
"Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan oleh Universitas Brawijaya, dan buat teman-teman kita yang terkena banjir, tetap kuat dan semangat! Jangan lupa untuk makan, tubuhmu butuh energi paling tidak untuk terus memberi doa,” pungkas Deu.