Awal Ramadan NU dan Muhammadiyah Bakal Berbeda

Ilustrasi. Medcom.id.

Awal Ramadan NU dan Muhammadiyah Bakal Berbeda

Atalya Puspa • 8 March 2024 21:28

Jakarta: Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah diperkirakan akan mengawali Ramadan 1445 Hijriah di hari yang berbeda. Berdasarkan penghitungan kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia Malaysia dan Singapura (MABIMS), awal Ramadan tahun ini jatuh pada 12 Maret 2024. Sementara, Muhammadiyah sudah jauh-jauh hari mengumumkan awal Ramadan jatuh pada 11 Maret 2024.

"Jadi kita diprerdiksi akan berbeda di awal Ramadan, karenanya sikap kita untuk bisa saling menghormati, saling menghargai bahwa yang mempunyai keyakinan terkait awal ramadan kapan dan kapannya itu adalah kita masing-masing," kata Kasubdit Hisab Rukyat dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Ismail Fahmi di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Maret 2024.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengungkapkan dalam perhitungan MABIMS, kriteria terlihatnya hilal ialah tinggi minimal 3 derajat dan elongasi atau jarak pisah antara bulan dan matahari 6,4 derajat. Sementara, yang memenuhi kriteria tersebut baru di Benua Amerika, dan belum di Asia Tenggara.

Kemungkinan besar, kata dia, hasil rukyat pada 10 Maret 2024 tidak ada yang berhasil melihat hilal. Walaupun secara hisab sudah bisa dipastikan hilal muncul pada 10 Maret, namun belum memenuhi kriteria visibilitas hilal.

"Sehingga awal Ramadan jatuh pada tanggal 12 Maret 2024," kata Thomas.
 

Baca juga: Awal Ramadan 2024 di Indonesia Berpotensi Berbeda

Namun, kata dia, ada pihak atau ormas yang menggunakan kriteria berbeda, yakni Wujudul Hilal. Berdasarkan perhitungan tersebut, diketahui bahwa posisi bulan pada 10 Maret sudah berada di atas ufuk.

"Di Jakarta posisi bulan tingginya 0,7 derajat dan elongasinya sudah di atas ufuk juga tapi masih kurang dari 6,4 derajat, sehingga ada ormas yang memutuskan bahwa besoknya tanggal 11 sudah masuk 1 Ramadan," ucap Thomas.

Berdasarkan perhitungan MABIMS untuk Idulfitri, posisi bulan di wilayah Indonesia sudah cukup tinggi, lebih dari 6 derajat dan elongasinya sudah sekitar 8 derajat. Dengan demikian, perhitungan tersebut sudah memenuhi kriteria MABIMS.

"Itu sama dengan penghitungan Wujudul Hilal yang sudah dilakukan salah satu ormas, sehingga nanti idulfitri seragam,” pugkas Thomas.

Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti mengungkapkan Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024. Keputusan ini diambil berdasarkan perhitungan yang cermat dan kriteria yang telah ditetapkan untuk menentukan kedatangan bulan Ramadan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)