Ilustrasi polusi udara menutupi gedung-gedung Jakarta. Foto: MI/Susanto.
Husen Miftahudin • 18 December 2024 11:50
Jakarta: Menyambut kepemimpinan baru di Jakarta, Bicara Udara sebuah organisasi nirlaba yang mengadvokasi peningkatan kualitas udara, menyerukan pentingnya prioritas kebijakan penanganan polusi udara.
Melalui sembilan rekomendasi strategis, Bicara Udara mendorong langkah nyata Gubernur Jakarta terpilih untuk menjawab permasalahan polusi yang semakin mengancam kesehatan dan produktivitas warga Jakarta.
Menurut Co-Founder Bicara Udara Novita Natalia, isu polusi udara harus menjadi agenda utama dalam kepemimpinan baru. Diketahui, Jakarta akan memiliki gubernur dan wakil gubernur baru setelah pasangan calon Pramono Anung-Rano Karno ditetapkan sebagai pemenang Pemilu Daerah (Pilkada) Jakarta.
"Kualitas udara di Jakarta tidak bisa lagi diabaikan. Kami berharap Gubernur Jakarta terpilih segera mengambil tindakan tegas dan menerapkan kebijakan yang efektif demi udara bersih dan sehat bagi seluruh warga," ungkap Novita dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 18 Desember 2024.
(Bicara Udara sampaikan rekomendasi kebijakan penanganan polusi udara kepada Pramono Anung. Foto: dok Bicara Udara)
Bicara Udara mengusulkan sejumlah kebijakan, antara lain perlunya replikasi sistem Pantau Banjir Jakarta untuk penanganan polusi udara. Menurut Novita, pengembangan aplikasi 'Pantau Udara' untuk memantau kondisi udara Jakarta berfungsi untuk menyajikan data real-time mengenai kualitas udara dan mengidentifikasi titik sumber polusi.
"Kemudian, transparansi data kualitas udara melalui integrasi data dari berbagai sumber seperti Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) milik pemerintah dan sensor independen berbiaya rendah. Dengan data yang transparan dan terintegrasi, kita dapat mengidentifikasi sumber polusi dan menindaklanjutinya secara tepat," imbuh dia.
Selain itu, Bicara Udara juga mendorong penguatan sistem peringatan dini yang diikuti dengan penegakan hukum. Kata Novita, sistem ini akan membantu masyarakat lebih siap menghadapi kondisi polusi ekstrem sekaligus menekan sumber polusi.
"Di samping sistem peringatan dini, kami juga menyadari bahwa polusi udara bersifat lintas batas. Maka, penting bagi jakarta untuk berkolaborasi antar-wilayah aglomerasi Jabodetabekpunjur dalam hal inventarisasi emisi dan identifikasi sumber polusi udara lintas wilayah," tambah dia.
Baca juga: Kualitas Udara Buruk, Warga Jakut Diimbau Rutin Servis Kendaraan |