Optimalisasi Pembangkit Kerek PLN Nusantara Power

PLTS Terapung Cirata. Foto: Dokumen PLN

Optimalisasi Pembangkit Kerek PLN Nusantara Power

Annisa Ayu Artanti • 25 July 2024 16:32

Jakarta: PLN Nusantara Power (PLN NP) mencatatkan produksi listrik sepanjang 2023 sebesar 66,8 juta mega watt hour (MWh) atau tumbuh 291 persen dibandingkan realisasi 2022 sebesar 17 juta MWh.
 
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, penyelarasan proses bisnis menjadi salah satu kunci dalam mendorong kontribusi PLN Grup untuk menghadirkan energi listrik yang andal kepada masyarakat.
 
"Ini merupakan langkah strategis PLN Grup agar bisa beradaptasi dengan perubahan ke depan. PLN harus bergerak lebih lincah, cepat serta efektif untuk penguatan bisnis yang telah ada dalam mengelola dan menyediakan energi bagi kepentingan masyarakat, pengembangan bisnis yang lebih luas, terutama di bidang energi baru dan terbarukan," ucap Darmawan dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 Juli 2024.
 
Direktur Utama PLN NP Ruly Firmansyah menjelaskan sepanjang 2023, perusahaan melakukan berbagai terobosan. Hal ini tercermin dari Equivalent Availability Factor (EAF) Pembangkit Non Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa-Bali, EAF Pembangkit PLTU dan Non PLTU di Luar Jawa Bali yang mencapai lebih dari 100 persen dari target yang ditetapkan.
 
EAF adalah faktor kesiapan unit pembangkit, semakin besar nilai EAF suatu unit pembangkit, maka semakin siap beroperasi dalam memproduksi listrik.
 
"Sebagai subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara, kami berkomitmen menjalankan operasional perusahaan dengan sungguh-sungguh," ujar Ruly.
 
Baca juga: 

PLN Nusantara Power Produksi 66,8 Juta MWh Energi Listrik di 2023.

Tantangan transisi energi

Sebagai perusahaan pembangkitan, Ruly mengadaptasi tantangan transisi energi dengan aktif melakukan pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
 
Sepanjang 2023, PLN NP mampu memproduksi listrik dari energi bersih sebesar 5,6 juta megawatt hour (MWh). Produksi listrik itu di antaranya berasal dari empat pembangkit EBT yaitu PLTA Brantas, PLTA Cirata, PLTS Terapung Cirata dan PLTS Ibu Kota Nusantara.
 
"Beroperasinya pembangkit EBT ini, salah satunya PLTS Terapung Cirata yang merupakan PLTS terapung terbesar se-Asia Tenggara dan menjadi bukti dari komitmen PLN NP dalam menjawab tantangan transisi energi. Kami juga turut serta dalam mendukung Green City di IKN dengan membangun PLTS sebesar 10 MW," ujar Ruly.
 
Selain berasal dari pembangkit EBT, produksi listrik ramah lingkungan juga berasal dari inovasi melalui teknologi co-firing atau subtitusi batu bara dengan biomassa di PLTU.
 
Teknologi co-firing ini mampu diimplementasikan secara komersial pada 24 PLTU dan menghasilkan 511 ribu MWh listrik bersih. Inovasi ini juga mampu mereduksi emisi hingga 533 ribu ton CO2.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)