Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 1 August 2024 13:03
Teheran: Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memimpin salat jenazah pada Kamis 1 Agustus 2024 untuk Ismail Haniyeh. Pemimpin Hamas itu sebelumnya terbunuh dalam serangan yang diduga berasal dari Israel.
Terbunuhnya Ismael Haniyeh di Teheran memperkuat kekhawatiran akan perang yang lebih luas di Timur Tengah dan membahayakan negosiasi untuk gencatan senjata di Gaza. Hamas dan Iran sama-sama menuduh Israel membunuh Haniyeh, dan Khamenei memerintahkan serangan langsung terhadap Israel sebagai balasan.
Pembunuhan tersebut, yang tidak dikomentari oleh Israel, terjadi beberapa jam setelah serangan Israel menewaskan Fuad Shukr, seorang anggota senior Hizbullah, kelompok militan lain yang didukung Iran.
Seperti dilansir The New York Times, salat jenazah oleh pemimpin tertinggi diperuntukkan bagi tokoh-tokoh berpangkat tertinggi. Press TV Iran menggambarkan acara tersebut sebagai "pemakaman kenegaraan."
Siaran langsung saluran yang dikelola pemerintah tersebut memperlihatkan sejumlah besar peserta, banyak yang memegang bendera Palestina. Hamas mengatakan jenazah Haniyeh akan diterbangkan ke Qatar, tempat ia tinggal. Tidak jelas bagaimana Iran akan menanggapinya, tetapi pejabat negara itu mengatakan militer sedang mempertimbangkan kombinasi serangan pesawat nirawak dan rudal terhadap target militer Israel di dekat Tel Aviv dan Haifa.
Meskipun Israel belum mengomentari pembunuhan Haniyeh, Israel mengumumkan serangan terhadap Shukr, menyalahkannya atas serangan minggu lalu yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja.
Iran mengarahkan rentetan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada April tetapi mengkalibrasi serangan itu untuk menghindari risiko eskalasi lebih lanjut. Tidak jelas apakah tanggapan sekarang akan mengikuti pola yang sama.
Haniyeh adalah salah satu tokoh kunci Hamas dalam negosiasi dengan Israel untuk gencatan senjata di Gaza dan telah mendorong terobosan. Ada pertanyaan tentang dampak pembunuhannya terhadap mereka.
Sementara Kementerian Luar Negeri AS telah menyarankan warga Amerika untuk tidak pergi "dalam jarak 4 kilometer dari perbatasan Lebanon dan Suriah" di Israel utara karena ketegangan di wilayah tersebut. United Airlines dan Delta Air Lines menangguhkan penerbangan ke Israel karena kekhawatiran terjadinya eskalasi di Timur Tengah.