Investasi Properti Tiongkok Semakin Menurun

Investasi Properti Tiongkok. Foto: Unsplash.

Investasi Properti Tiongkok Semakin Menurun

Arif Wicaksono • 16 April 2024 12:13

Beijing: Investasi properti di Tiongkok pada kuartal pertama turun 9,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlahnya memburuk dibandingkan dengan penurunan sebesar sembilan persen pada periode Januari-Februari tahun ini. Hal tersebut menunjukkan sektor ini masih harus melakukan beberapa hal sebelum terjadi perubahan haluan yang solid.

Melansir Channel News Asia, Selasa, 16 April 2024, Data Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok menunjukan penjualan properti berdasarkan luas lantai pada Januari-Maret mencatat penurunan sebesar 19,4 persen dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan penurunan sebesar 20,5 persen pada Januari-Februari.
 

baca juga:

Ekonomi Tiongkok Bakal Melambat pada Kuartal I


Tiongkok telah meningkatkan langkah-langkah untuk menghidupkan kembali sektor propertinya yang rapuh. Termasuk mengizinkan bank-bank pemerintah untuk memberikan pinjaman kepada proyek-proyek properti yang memenuhi syarat setelah tindakan keras terhadap leverage pengembang menyebabkan krisis likuiditas yang semakin besar.

Permulaan konstruksi baru yang diukur berdasarkan luas lantai turun 27,8 persen pada kuartal pertama tahun-ke-tahun, setelah penurunan sebesar 29,7 persen dalam dua bulan pertama tahun ini.

Dana yang dikumpulkan oleh pengembang properti Tiongkok turun 26,0 persen pada Januari-Maret setelah penurunan 24,1 persen pada periode Januari-Februari.

Ekonomi Tiongkok melambat

Perekonomian Tiongkok diperkirakan akan melambat dalam tiga bulan pertama tahun ini karena terus dihantam oleh krisis sektor properti serta melemahnya aktivitas konsumen.

Para analis memperkirakan Tiongkok akan membukukan pertumbuhan sekitar 4,6 persen pada kuartal pertama tahun ini atau turun dari 5,2 persen pada tiga bulan terakhir tahun lalu. Analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama akan mencapai 4,8 persen.

Kekhawatiran di pasar properti masih menjadi hambatan bagi perekonomian, kata para analis, karena harga rumah terus turun dan pengembang terkemuka termasuk Country Garden dan Vanke mengirimkan sinyal kesusahan atas keuntungan dan tantangan mereka dalam membayar utang.

"Pelemahan sektor properti yang terus-menerus dan melemahnya konsumsi rumah tangga, akibat dampak negatif terhadap kekayaan akibat koreksi properti dan pertumbuhan pendapatan yang agak lambat akan menghambat pertumbuhan," ujar Kepala Ekonom Fitch Ratings Brian Coulton, dilansir Channel News Asia, Senin, 15 April 2024.  

Para pembuat kebijakan telah mengumumkan serangkaian langkah-langkah yang ditargetkan serta penerbitan obligasi negara senilai miliaran dolar untuk meningkatkan belanja infrastruktur dan memacu konsumsi. Namun para analis mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan dalam bentuk stimulus jumbo.

Lembaga pemeringkat Fitch pada bulan ini menurunkan prospek kredit negara Tiongkok menjadi negatif. Fitch memperingatkan adanya peningkatan risiko terhadap prospek keuangan publik Tiongkok karena negara tersebut menghadapi prospek ekonomi yang tidak pasti.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)