SKK Migas Mulai Jaring Calon Pembeli Gas dari Blok Masela

Ilustrasi blok migas. Foto: Dokumen SKK Migas

SKK Migas Mulai Jaring Calon Pembeli Gas dari Blok Masela

Media Indonesia • 13 December 2023 10:40

Jakarta: SKK Migas bersama operator blok minyak dan gas (migas) Lapangan Abadi Wilayah Kerja (WK) Masela, Tanimbar, Maluku, menjaring calon pembeli gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dari proyek tersebut.

"Ada potensi gas yang besar dari Blok Masela," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto dilansir Media Indonesia, Rabu, 13 Desember 2023.

Melansir laman resmi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi selama kontrak Blok Masela sebesar 16,38 triliun kaki kubik persegi atau trillion square cubic feet/TSCF (gross).  

Adapun penjualan gasnya sebesar 12,95 TSCF dengan kapasitas produksi kilang LNG 9,5 juta ton per tahun/million ton per annual (mtpa) dan 150 juta kaki kubik (mmscfd) dalam bentuk gas pipa, serta produksi kumulatif kondensat sebesar 255,28 juta barel (million stock tank barrels/MMSTB).

Baca juga: SKK Migas Perkirakan Capaian Lifting Migas Meleset dari Target

"Kita dorong ini pembelinya karena ke depan gas memiliki potensi yang cemerlang, termasuk di Blok Masela. Urusan partner (dengan Inpex) kan sudah selesai," ujar Dwi.

Dalam waktu dekat, Dwi menjelaskan project team management Masela akan mulai bekerja untuk mempercepat pengembangan blok yang berlokasi di Laut Arafura itu.

"Mudah-mudahan team management Masela sudah bisa kick off pada akhir tahun ini. Jadi, sudah jelas manajemen dan kantornya," terang Dwi.

Calon pembeli antre

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti mengeklaim banyak calon pembeli mengantre mendapatkan gas LNG dari Blok Masela.

Saat ini masih tengah dilakukan pembahasan atas penjualan dan pembelian gas LNG, termasuk soal kesepakatan harga.

"Kita sudah punya ancer-ancer dan potensial (pembelinya) itu banyak. Tinggal harganya cocok atau tidak," ucap Shinta.

Gas dari Blok Masela sebesar 60 persen akan diperuntukkan untuk domestik dan sisanya untuk ekspor. Gas LNG itu akan dimanfaatkan untuk industri pupuk dan petrokimia.

Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro membeberkan potensial pembeli gas LNG Blok Masela ialah perusahaan yang memiliki fasilitas receiving terminal LNG atau terminal penerimaan LNG.

Kemungkinan gas tersebut akan disuplai untuk kebutuhan pabrik pupuk yang ada di kawasan industri Fakfak, Papua Barat.

"Karena ini LNG, harus ada receiving terminal LNG. Bisa untuk keperluan pabrik pupuk. Tapi, ini tergantung kesepakatan nanti," ucap Hudi.
 
 (Insi Nantika Jelita)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)