Ilustrasi. Foto: dok BTN.
Ade Hapsari Lestarini • 23 August 2024 18:40
Pekanbaru: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) merangkul santriwan/santriwati alumni pondok pesantren untuk mengembangkan bisnis properti. Perseroan menggelar Program BTN Santri Developer Kebangsaan di Pekanbaru, Riau bersama Nadhatul Ulama Circle (NU Circle). Bukan hanya program pendidikan dan pelatihan, tetapi juga peserta dari organisasi pemuda lintas agama.
"Tujuan dari BTN Santri Developer adalah memberikan edukasi mengenai dunia bisnis properti kepada para santriwan/santriwati alumni pondok pesantren binaan Nahdlatul Ulama dan peserta dari organisasi pemuda lintas agama yang diharapkan dapat mendorong lahirnya entrepreneur andal di bidang properti," kata Direktur Finance BTN, Nofry Rony Poetra di Pondok Pesantren Dar El Hikmah, Pekanbaru, Riau, Jumat, 23 Agustus 2024.
Nofry menjelaskan, selama program pelatihan berjalan dari 23-30 Agustus 2024, peserta pelatihan tidak hanya mendapatkan seri pembelajaran di kelas, tetapi juga ada sesi kunjungan lokasi proyek binaan BTN sebagai percontohan, serta ujian proposal proyek perumahan.
"Materi pembelajaran yang diberikan pada Program BTN Santri Developer Kebangsaan sangat komprehensif yang berlandaskan pada empat pilar utama bisnis properti, yaitu Tanah dan Lingkungan (Land & Environment), Hukum (Legal), Pembiayaan (Capital), dan Keterampilan (Skillset) dari para pengajar yang terdiri dari praktisi dan akademisi yang ahli dan berkompeten dibidangnya," kata Nofry.
Nofry berharap dari program ini lahirlah bibit-bibit Santripreneurship dapat semakin berkembang dan sukses menjadi developer yang berkualitas untuk mendukung pengembangan properti di Tanah Air.
Kebutuhan rumah di Indonesia masih sangat tinggi
Nofry menjelaskan kebutuhan rumah di Indonesia sampai dengan saat ini masih sangat tinggi. Hal tersebut didukung dengan fakta masih terdapat 12,71 juta
backlog perumahaan yang 47 persen didominasi oleh kawula muda. Selain itu, setiap tahunnya terdapat 700 ribu-800 ribu tambahan keluarga baru, sebanyak 38,3 persen rumah tangga menghuni rumah yang tidak layak, dan sebanyak 5,8 juta milenial belum memiliki rumah.
"Kami berharap para alumnus Program Santri Developer Kebangsaan dapat menangkap peluang yang ada, sehingga dapat berkontribusi dan berperan tidak hanya dalam mendorong program perumahan nasional tapi juga perekonomian bangsa," kata Nofry.
BTN sebagai pemimpin pangsa pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia terus berupaya mendukung sektor properti, baik dari sisi
supply (pasokan) maupun
demand (permintaan). Program Santri Developer Kebangsaan merupakan bentuk komitmen BTN meningkatkan jumlah dan kualitas pengembang perumahan yang akan meramaikan bisnis properti.
Program yang dikembangkan Housing Finance Center BTN ini terus mengasah para alumnus Program Santri Developer Kebangsaan yang tergabung dalam ASANU.
"Alumni yang tergabung dalam Asosiasi Santri Developer Nusantara (ASANU) mengakuisisi sebuah perumahan yang terhambat perkembangannya di daerah Banjarnegara dan mengembangkan perumahan tersebut, lalu proyek di daerah Magelang dan melakukan akad kredit dengan BTN KCS Yogyakarta," ujar Nofry.
Selanjutnya, ASANU berencana untuk membuat beberapa
project perumahan di daerah lain, seperti di Purwokerto, Banyumas, Malang, Pekalongan serta Solo dimana beberapa rencana tersebut adalah dengan turut membantu BTN untuk mengakuisisi beberapa
project yang ada di BTN dengan rata-rata luasan proyek sekitar lima hektare.
BTN, lanjut Nofry tidak akan berhenti di Pekanbaru untuk mendidik santripreneurship, tapi juga kota kota lain di wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
"Kami membuka lebar kerja sama dengan organisasi/komunitas lain yang memiliki kepedulian yang sama dengan BTN, yaitu mengembangkan jiwa kewirausahaan serta meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk sukses berkarya di sektor properti Tanah Air," tambah Nofry.
Nofry mengungkapkan, selain dengan NU, BTN juga sedang melakukan penjajakan kerja sama dengan Muhammadiyah untuk pelatihan serupa. Dia berharap dengan menggandeng Muhammadiyah diharapkan lebih banyak lagi developer muda yang berkontribusi untuk pembangunan sektor perumahan.
Ketua Umum Nahdlatul Ulama Circle, Gatot Prio Utomo menyampaikan, NU Circle ingin membangkitkan potensi umat dalam konteks ekonomi terutama sektor yang membutuhkan
entrepreneur dari umat sendiri. Gatot menilai akan sangat baik jika kebutuhan akan rumah tinggal yang layak dan sehat dipenuhi oleh umat sendiri.
"Hal yang unik dari pelatihan ini, 15-20 persen dari peserta dari organisasi lintas agama, efeknya di luar mereka disana saling berkolaborasi," kata Gatot.
Pimpinan Pondok Pesantren Dar El Hikmah Pekanbaru, Amran Suardi sebagai tuan rumah acara ini merasa terhormat menjadi tempat diselenggarakannya Program Santri Developer Kebangsaan. "Kami siap untuk menyukseskan Program Santri Developer Kebangsaan," kata dia.