Terima 11 Kantong Jenazah, RS Polri Kesulitan Identifikasi Korban Kebakaran Pabrik Bekasi

Pemadam kebakaran/Gulkarmat Jakarta

Terima 11 Kantong Jenazah, RS Polri Kesulitan Identifikasi Korban Kebakaran Pabrik Bekasi

Ficky Ramadhan • 2 November 2024 18:52

Jakarta: Rumah Sakit Polri Kramat Jati menerima 11 kantong jenazah dan 1 kotak body part. Kantong dan kotak itu berisi tubuh korban kebakaran pabrik pakan ternak di Jalan Kali Abang Tengah, Medan Satria, Kota Bekasi.

Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Polri Kombes Ahmad Fauzi mengatakan kondisi jenazah tersebut tidak bisa diidentifikasi secara visual.

"Saya tidak bisa membuka secara detail, yang jelas kondisi korban saat ini tidak bisa kita lagi identifikasi secara visual. Dan kita membutuhkan metode-metode yang bersifat ilmiah, sehingga kita mengecilkan kemungkinan kesalahan," kata Fauzi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu, 2 November 2024.

Fauzi mengatakan salah satu metode identifikasi yang akan digunakan adalah dengan sampel DNA. Dia menyebut jumlah laporan kehilangan yang diterima sebanyak sembilan orang.

"Jadi yang pertama, sampai saat ini Rumah Sakit Polri telah menerima sebelas kantong jenazah dan satu buah wadah kotak yang berisi body part. Jumlah korban yang dilaporkan hilang oleh keluarganya sebanyak sembilan orang. Dengan kondisi korban yang terbakar, pemeriksaan DNA merupakan metode yang kemungkinan menjadi pilihan utama," ujarnya.
 

Baca: Kebakaran Pabrik Pangan Ternak di Bekasi Berangsur Padam

Untuk mengungkap identitas para korban, kata dia, telah terkumpul sampel 23 buah sampel DNA post mortem yang diambil dari 11 kantong jenazah. Kemudian, pihaknya juga mengamgil 12 sampel DNA pembanding antemortem dari sembilan keluarga yang melapor.

Sejauh ini, kata Fauzi, belum ada lagi laporan penemuan kantong jenazah di lokasi kebakaran. Dia mengatakan pihaknya masih menunggu pihak keluarga yang ingin menyerahkan data ante mortem tambahan untuk keperluan identifikasi.

"Tim post mortem memonitor perkembangan TKP untuk mengantisipasi jika ada penambahan jumlah korban yang akan dikirimkan ke rumah sakit. Sedangkan tim ante mortem melakukan pendalaman data ante mortem dari keluarga korban termasuk tadi pagi kita menerima sampel direct DNA yang dibawa oleh keluarga korban," ucapnya.

Lebih lanjut, Fauzi belum bisa memastikan berapa waktu yang dibutuhkan untuk proses identifikasi. Dia menuturkan pihaknya akan mengutamakan ketepatan dibanding kecepatan.

"Sekali lagi untuk masa operasi DVI tentu saja kita inginnya cepat-cepat ya, namun tentu saja kita tidak boleh mengesampingkan ketepatan. Jadi yang kita lakukan adalah semaksimal mungkin sehingga waktunya belum tahu sampai kapan," jelasnya.

"Sehingga terus saja kita meminta kesabaran dari para pihak, terutama keluarganya untuk bersabar," tambahnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)