Walau 'Dikutuk', Indonesia Beruntung Masih Punya Batu Bara

Ilustrasi batu bara. Foto: dok PLN.

Walau 'Dikutuk', Indonesia Beruntung Masih Punya Batu Bara

Ade Hapsari Lestarini • 19 November 2024 17:57

Jakarta: Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka selalu menekankan program swasembada pangan dan energi.

Swasembada adalah apa yang diproduksi lebih besar dari apa yang dikonsumsi. Swasembada mengalami ketimpangan dari berbagai sisi. Sedangkan, energi di Indonesia, jika dihitung masih termasuk surplus, karena Indonesia memiliki batu bara, gas, dan minyak bumi.

"Batu bara kita lumayan sekarang cadangannya 38 miliar ton," kata Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Sugeng Suparwoto, dalam Forum Executive, Senin, 18 November 2024.

Sugeng mengatakan, saat ini listrik yang dikelola PLN adalah 74,6 gigawatt (GW), dengan satu GW terdapat 1.000 megawatt (MW). Adapun dari 74,6 GW tersebut, 67 persen adalah PLTU batu bara. Oleh karena itu, Indonesia memiliki kewajiban untuk menekan National Determined Contribution (NDC).

Menurut Sugeng, sektor energi memerlukan investasi, karena listrik di Indonesia baru 14 persen yang merupakan energi terbarukan. Hal ini juga menjadi salah satu yang menjadi rencana kerja Presiden Prabowo Subianto.

"Kita memang masih tergantung terhadap energi fosil. Sementara kewajiban kita menekan emisi," tambah dia.

 

Baca juga: Pemerintah Lakukan Penajaman Peta Jalan Hilirisasi
 

Kerja sama membaca emisi yang dikeluarkan dari batu bara


Oleh karena itu, lingkungan hidup juga bermitra dengan Komisi XII, sehingga ada alat ukur yang dapat digunakan untuk membaca seberapa banyak suatu wilayah mengeluarkan emisi dari batu bara.

Sugeng menambahkan, Indonesia beruntung memiliki batu bara meskipun penggunaannya merupakan salah satu yang 'dikutuk' dunia saat ini. Namun demikian, penggunaan batu bara tidak bisa terus menerus menjadi energi primer.

"25 persen batu bara itu harus untuk kepentingan nasional. Kalau untuk kepentingan listrik, maka sekaligus diikat dengan DPO. Hal ini bertujuan agar batu bara untuk kepentingan PLTU dapat dijual dengan harga lebih murah dari hasil ekspor," jelas dia.

Adapun agar batu bara di Indonesia tetap stabil, maka konsep Carbon Capture and Storage juga akan segera diterapkan. Menurut dia, Indonesia saat ini memiliki 12,4 persen energi terbarukan, sedangkan sektor kelistrikan sebesar 14 persen. (Ridini Batmaro)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)