Ilustrasi rupiah. Foto: MI.
Jakarta: Mata uang rupiah menguat pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah naik setelah The Fed mempertahankan laju suku bunganya kemarin.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, 2 Mei 2024, menguat 34 poin atau 0,21 persen menjadi Rp16.225 per dolar USD dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.259 per USD.
Bank Sentral AS (Federal Reserve) pada Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB) mempertahankan suku bunga tidak berubah pada level tertinggi dalam 22 tahun, yaitu 5,25 persen hingga 5,5 persen. Langkah ini diputuskan karena data konsumen baru-baru ini menunjukkan inflasi terus mengalami peningkatan.
Melansir Xinhua, Kamis, 2 Mei 2024, keputusan terbaru bank sentral ini muncul hanya beberapa hari setelah Departemen Perdagangan melaporkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, ukuran inflasi pilihan The Fed, naik menjadi 2,7 persen pada periode Maret 2024.
Di tengah inflasi yang membandel yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS melambat secara signifikan sebesar 1,6 persen (yoy) pada kuartal pertama. Kondisi ini menandai penurunan tajam dari 3,4 persen pada kuartal keempat 2023.
BI menaikkan suku bunga
Sebelumnya, BI secara resmi mengumumkan kenaikan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen. Keputusan tersebut diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang diselenggarakan pada 23-24 April 2024. Pada RDG BI sebelumnya yang diadakan 19-20 Maret 2024, BI menahan suku bunga acuan di level enam persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebut, kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah, dari dampak memburuknya risiko global.
"Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo.