Harga Minyak Dunia Ikut-ikutan Jeblok Imbas Kekhawatiran Resesi

Ilustrasi kilang minyak. Foto: Unsplash.

Harga Minyak Dunia Ikut-ikutan Jeblok Imbas Kekhawatiran Resesi

Husen Miftahudin • 6 August 2024 08:39

Houston: Harga minyak mentah dunia menurun pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), imbas aksi jual di pasar saham akibat kekhawatiran ekonomi yang mungkin berada di ambang resesi. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) anjlok ke level terendah dalam enam bulan terakhir.

Melansir Investing.com, Selasa, 6 Agustus 2024, Brent untuk kontrak Oktober 2024 ditutup turun 51 sen atau 0,66 persen ke level USD76,30 per barel. Sementara WTI AS untuk kontrak September 2024 turun 58 sen atau 0,79 persen ke USD72,94 per barel.

Namun sepanjang tahun berjalan, WTI naik sekitar dua persen. Sementara itu, minyak mentah Brent justru mengalami penurunan tipis.

Analis minyak di Kpler, Matt Smith menyebut pergerakan harga minyak mengikuti penurunan pasar ekuitas. Namun, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan pemangkasan produksi OPEC memberikan dasar bagi harga minyak mentah. "Pada masa krisis, semua aset berkorelasi," ucap Smith.

Aksi jual terjadi setelah laporan pertumbuhan lapangan kerja AS yang mengecewakan pada Juli 2024, dengan tingkat pengangguran naik menjadi 4,3 persen, level tertinggi sejak Oktober 2021.
 

Baca juga: Meski Naik Lumayan, Harga Minyak Dunia Masih Alami Penurunan Mingguan
 

Penyebab ekonomi AS ambruk


Sementara, sektor manufaktur AS juga mengalami kontraksi pada Juli untuk bulan keempat berturut-turut. Data ekonomi yang melemah di AS muncul karena penurunan permintaan di Tiongkok telah membuat para pedagang khawatir.

Selain itu, risiko geopolitik di Timur Tengah juga membayangi pergerakan harga minyak mentah, dan Israel bersiap menghadapi serangan dari Iran setelah pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran minggu lalu.

Presiden Rapidan Energy, Bob McNally memperingatkan ketegangan di Timur Tengah dapat meningkatkan eskalasi konflik. "Jika Iran menyerang Israel dan membunuh warga sipil, pemerintah Netanyahu akan membalas lebih keras," kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)