Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. (EPA)
Willy Haryono • 20 August 2024 07:02
Tel Aviv: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan di Tel Aviv pada Senin malam bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menerima usulan AS terkait kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, dan sekarang tergantung kelompok pejuang Palestina Hamas untuk menyetujuinya.
"Sekarang menjadi kewajiban Hamas untuk melakukan hal yang sama," dan kemudian dengan bantuan mediator Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat, untuk "bersatu dan menyelesaikan prosesnya," kata Blinken kepada wartawan, tanpa mengatakan apakah beberapa kekhawatiran yang dikemukakan Hamas telah ditangani.
Melansir dari voanews, Selasa, 20 Agustus 2024, kunjungan kesembilan Blinken ke Timur Tengah sejak perang Gaza pecah pada Oktober 2023 terjadi saat AS, Mesir, dan Qatar berupaya menyelesaikan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas.
AS mengajukan proposal penghubung selama perundingan gencatan senjata minggu lalu di Doha. Negosiasi akan dilanjutkan di Kairo minggu ini.
"Kami tidak akan pernah menyerah," kata Blinken, ketika ditanya apakah waktu untuk mengambil kesepakatan itu pada akhirnya akan habis. Ia mengadakan pertemuan empat mata dengan Netanyahu selama 2½ jam.
Beberapa analis bersikap skeptis.
"Saya pikir ada banyak angan-angan yang terjadi, dan saya pikir angan-angan itu karena taruhannya sekarang begitu tinggi, karena ada potensi konflik ini meningkat melampaui batas wilayahnya," kata Mirette Mabrouk, seorang peneliti senior di Middle East Institute, kepada VOA pada hari Senin.
Seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa Netanyahu "berpegang teguh pada prinsip" bahwa Pasukan Pertahanan Israel akan mempertahankan kehadiran fisik di Koridor Philadelphia — perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir — untuk mencegah apa yang mereka gambarkan sebagai pasokan ulang senjata mematikan Hamas.
Sementara itu, kampanye vaksinasi polio di Gaza diperkirakan akan terus berjalan sesuai rencana pada akhir Agustus dan September, terlepas dari hasil negosiasi gencatan senjata terbaru.
Baca juga: Gencatan Senjata Gaza Semakin Dekat, Biden: Jangan Ganggu Negosiasi