Sentimen BI Rate hingga Update Real Count Pengaruhi Pergerakan IHSG Minggu Ini

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Sentimen BI Rate hingga Update Real Count Pengaruhi Pergerakan IHSG Minggu Ini

Fetry Wuryasti • 19 February 2024 10:35

Jakarta: Community Lead PT Indo Premier Sekuritas Angga Septianus menjelaskan ada dua sentimen market pada perdagangan minggu ini 19-23 Februari 2024, yakni pengumuman BI Rate dan update real count KPU hingga 20 Maret.
 
Angga berpendapat, BI Rate akan dipertahankan pada level 6,00 persen pada semester I-2024 dan baru mulai turun pada semester II-2024, sejalan dengan bauran kebijakan moneter yang diterapkan BI untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran modal.
 
Sementara itu terkait sentimen real count KPU, jika hasil penghitungan resmi sesuai dengan quick count, pemilihan putaran kedua tidak diperlukan lagi. Hal ini akan membantu meminimalkan ketidakpastian politik dan menjaga stabilitas rupiah.
 
"Indikasi koalisi yang disuarakan oleh Prabowo sebagai capres potensial juga akan baik untuk ekonomi kedepannya," kata Angga, Senin, 19 Februari 2024.
 
Sebelumnya pergerakan positif IHSG pada pekan pemilu terpengaruh tiga sentimen yakni CPI (Consumer Price Index) AS, pemilu Indonesia 2024, dan inflow investor asing.
 
Terkait sentimen CPI (Consumer Price Index) AS, jelasnya, tingkat inflasi AS turun ke level 3,10 persen secara tahunan, lebih tinggi dari konsensusnya 2,9 persen dan lebih rendah dari Desember 2023 sebesar 3,40 persen.
 
"Ini disebabkan oleh tingginya biaya perumahan dan pangan. Inflasi secara bulanan sebesar 0,30 persen," kata Angga.
 
Terkait sentimen pemilu 2024, kata Angga, iShare MSCI Indonesia (EIDO) menguat 2,5 persen pada Rabu malam menyusul hasil unofficial quick count dari berbagai lembaga survei yang menempatkan pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran (PG) sebagai pemenang dengan perolehan suara mencapai di atas 50 persen yang mengartikan pemilu satu putaran dan berlanjutnya kebijakan ekonomi dan pembangunan era Jokowi.
 
"Kalau satu putaran, investor lokal maupun asing melihatnya positif. Sehingga proses pemilu tidak perlu dua putaran dan arah kebijakan lebih jelas. Secara keseluruhan kemenangan satu putaran pasangan PG inline dengan estimasi pelaku pasar yang akan men-trigger rally saham lintas sektor lebih lanjut dalam jangka pendek sekaligus positif untuk penguatan rupiah," kata Angga.
 
Dia menambahkan berlanjutnya kebijakan hilirisasi pada sektor metal akan menguntungkan emiten seperti Merdeka Copper Gold (MDKA) dan Adaro Minerals Indonesia (ADMR).
 
Kebijakan makan siang dan susu gratis akan berpotensi menguntungkan emiten consumer seperti Indofood CBP Sukses Makmut (ICBP), Cisarua Mountain Dairy (CMRY) dan Ultrajaya Milk Industry (ULTJ).
 
"Pembentukan kabinet baru akan menjadi katalis risiko terbesar terutama pada kandidat Menteri Keuangan dan Menteri BUMN mengingat tiga Bank BUMN dan PT Telkom Indonesia (TLKM) menopang 28,2 persen bobot JCI," kata Angga.

Baca juga: IHSG Berpotensi Terkoreksi Terbatas Hari Ini
 

Waspada inflasi jelang Ramadan

 
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy mengatakan pekan ini investor domestik masih akan menantikan keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada hari Rabu yang diperkirakan masih tetap 6,0 persen.
 
"Tekanan inflasi di bulan Februari dan Maret diperkirakan bisa meningkat mendekati bulan Ramadan," kata Robertus.
 
Secara sektoral, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Abyan H. Yuntoharjo mengatakan industri ritel Indonesia berhasil melewati 2023, namun pada 2024 menuntut ketangkasan. Segmen inti yang stabil menghadapi tantangan inflasi dan ketidakpastian yang lebih luas.
 
Konsumen mencari kenyamanan dan keberlanjutan omnichannel, mendorong toko fisik untuk beradaptasi dengan pengalaman yang imersif dan cepat. Retail yang mampu beradaptasi memimpin pasar yang terus berkembang.
 
Prospek ritel Indonesia pada 2024 cukup optimis. Matriks dan demografi memberikan gambaran yang menjanjikan, namun inflasi masih tetap besar. Meski konsumen tetap percaya diri, kenaikan upah yang moderat mungkin tidak sepenuhnya mengimbangi tekanan belanja.
 
"Perusahaan yang mampu beradaptasi dengan lanskap dinamis ini akan terus berkembang. Tetap selektif dalam melihat industri retail, namun tetap waspada terhadap risiko yang ada," kata Abyan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)