Wall Street. Foto: Unsplash.
New York: Bursa saham acuan paman sam atau Wall Street memerah pada penutupan perdagangan kemarin. Investor khawatir tingginya suku bunga bisa mendorong laju resesi pada ekonomi paman sam.
Dikutip dari CNBC International, Sabtu, 17 Februari 2024, Indeks komposit Nasdaq melemah 0,82 persen dengan berada pada level 15.755. Indeks komposit S&P500 melemah 0,48 persen dengan berada pada level 5.005. Kemudian Indeks komposit Dow Jones Industrial Averege (DJIA) melemah 0,37 persen dengan berada pada level 38.627.
Saham yang melanjutkan kenaikan adalah Trade Desk Inc, Applied Material, Walmart Inc, Merck & Co Inc dan Dow Inc. Kemudian saham yang melemah adalah Nike Inc, Amgen Inc, Cisco System, Intel Corp.
Sementara itu
yield treasury AS untuk tenor 10 tahun tercatat naik 0,041 persen. Kemudian
yield treasury AS untuk tenor 30 tahun naik 0,016 persen. Lalu
yield treasury AS bertenor 5 tahun naik 0,059 persen.
potensi resesi ekonomi
Kepala Strategi Investasi di B. Riley Wealth Management Paul Dietrich telah memperingatkan akan adanya resesi dan pasar bearish yang dapat menyerang perekonomian tahun ini.
Pengangguran masih mendekati titik terendah dalam sejarah, namun terus meningkat selama setahun terakhir. PHK dan pemecatan meningkat sedikit menjadi 1,6 juta pada Desember, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja.
Belanja konsumen tetap kuat di atas kertas, namun ada tanda-tanda masyarakat Amerika hanya mendanai pembelian mereka dengan utang kartu kredit untuk melawan kenaikan inflasi. Utang rumah tangga kini mencapai rekor USD17,5 triliun, menurut data Federal Reserve.
"Demikian pula pada 2000 dan 2008, sebagian besar konsumen mencapai batas kredit mereka dan belanja konsumen turun drastis. Hal ini tidak akan berakhir dengan baik," ujar Dietrich.
Inflasi AS turun melambat
Inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) menurun pada Januari, tingkat yang lebih lambat dari perkiraan. Hal ini bisa menghambat upaya Presiden Joe Biden untuk meredakan kekhawatiran biaya hidup keluarga pada tahun pemilu.
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 3,1 persen dari tahun lalu pada Januari atau turun dari 3,4 persen pada Desember. Namun angka ini berada di atas perkiraan median MarketWatch sebesar 2,9 persen. Saat inflasi tinggi, The Fed belum mengutarakan untuk segera menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Angka CPI telah turun dari puncaknya sebesar 9,1 persen pada Juni 2022, dan kemajuan menuju angka dua persen merupakan kabar baik bagi para pengambil kebijakan begitu juga dengan ketahanan perekonomian ketika inflasi mereda.