Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Istimewa
Media Indonesia • 19 December 2023 15:30
Jakarta: Pemerintah membantah terburu-buru dalam memberikan rencana perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia (PTFI) selama 20 tahun hingga 2061.
Asal tahu saja, izin tambang perusahaan itu baru berakhir di 2041. Namun, pembahasan perpanjangan kontrak antara pemerintah Indonesia dengan Freeport dilakukan hampir dua dekade lebih awal.
Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, penting bagi perusahaan pertambangan untuk mengajukan IUPK lebih awal guna mendapatkan kelanjutan investasi.
"Ini tidak terburu-buru. Memang investasi di bisnis pertambangan mesti di awal. Tidak bisa kontraknya habis baru investasi, nanti barangnya munculnya 20 tahun lagi. Jadi, bukan sesuatu yang buru-buru," tegas Erick saat konferensi pers di Kantor BUMN, Jakarta, dilansir Media Indonesia, Selasa, 19 Desember 2023.
Baca juga: Perpanjangan IUPK Freeport Semakin Menjauhkan Mimpi ke Ibu Pertiwi
Alasan beri perpanjangan IUPK PTFI
Dia juga menuturkan alasan pemerintah memberikan lampu hijau perpanjangan IUPK PTFI karena perusahaan itu mempunyai cadangan tembaga dan mineral besar yang bisa dieksploitasi.
Diketahui, Freeport Indonesia memiliki cadangan mineral terbukti (proven) sebesar 496 juta ton dan cadangan mineral terduga 1,1 miliar ton. Cadangan itu mengandung campuran konsentrat emas, perak dan tembaga.
"Memang potensi (cadangan mineral) masih ada. Tapi, pilihannya itu mau gali potensi atau
shutting down (tutup) di 2041. Kalau dia mau gali (cadangan mineral), dia mesti investasi sekarang," ungkap Erick.
Pemerintah memberikan syarat perpanjangan kontrak PTFI setelah 2041 yakni penambahan saham 10 persen Freeport untuk Indonesia.
Dengan rencana itu, pemerintah melalui Mind ID bakal mengantongi 61 persen kepemilikan saham PTFI. Sisanya dikuasai Freeport McMoRan.
Di samping itu, Erick menyebut dengan perpanjangan IUPK, Freeport akan menggelontorkan investasi besar dan bisa memberikan keuntungan bagi negara melalui setoran dividen kepada Mind ID.
"Kita kan sudah jadi pemegang saham, apalagi akan naik menjadi 61 persen. Nanti dividennya lebih besar lagi. Memang besar (komitmen investasi) nilainya," ujar dia.
(Insi Nantika Jelita)