Ekonomi 2025 Diyakini Tumbuh Melalui Realisasi Program Strategis Pemerintah

Ketum Kadin Anindya Bakrie. Foto: Istimewa.

Ekonomi 2025 Diyakini Tumbuh Melalui Realisasi Program Strategis Pemerintah

Anggi Tondi Martaon • 31 December 2024 20:33

Jakarta: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meyakini ekonomi 2025 Indonesia bakal tumbuh. Sebab, realisasi berbagai program unggulan Presiden Prabowo Subianto bakal dijalankan tahun depan.

Hal itu disampaikan Ketua Umum (Ketum) Kadin Anindya Bakrie (Anin) dalam diskusi Kadin: Global and Domestic Economic Outlook 2025. Menurutnya, program-program pemerintah untuk membantu masyarakat luas juga akan membuahkan hasil yang sangat baik dalam jangka menengah dan panjang ke depannya. 

"Karena bisa dirasakan langsung ketika bicara mengenai isu kemiskinan dan juga kelaparan," kata Anin melalui keterangan tertulis, Selasa, 31 Desember 2024.

Anin menyinggung sejumlah program seperti makanan bergizi gratis, lumbung pangan, dan pengampunan utang pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Menurut dia, program tersebut berdampak positif pada dunia usaha.

"Bisa membuat para pelaku UMKM beraktivitas kembali dalam dunia usaha," ungkap dia.
 

Baca juga: Presiden Prabowo: Bahan Pokok Tetap Tak Kena PPN

Selain itu, program rumah murah, perbaikan pendidikan, kesehatan, dan juga infrasruktur digital dinilai  sektor prospektif untuk Indonesia bisa berkompetisi dan bisa membuat kesejahteraan lebih baik.

"Jadi singkatnya, kami melihat bahwa ke depannya competitiveness (daya saing) dari Indonesia ini sangat besar," sebut dia.

Anin tak memungkiri banyak tantangan yang dihadapi. Seperti kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen, penggantian tenaga kerja, dan lain-lain. Menurut dia, Kadin harus mengambil peran dalam membantu pemerintah menghadapi tantangan tersebut.

"Tugas Kadin ada dua, yang pertama bekerja dengan konstituen, yaitu Kadin Provinsi dan juga seluruh perusahaan, termasuk BUMN dan koperasi yang di bawah naungan Kadin untuk bisa mengarungi semua ini dengan baik. Dan kedua, Kadin menjadi mitra strategis pemerintah yang baik dalam program mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen dan menurunkan kemiskinan bahkan sampai 0 persen," ujar dia.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kadin Indonesia Aviliani (Avi) mengatakan, Indonesia harus fokus pada pasar domestik yang sebenarnya bisa dikembangkan. Hal itu perlu untuk menghadapi tantangan 
dari eksternal tetapi potensi di domestik (dalam negeri) sangat besar. 

Terkait hilirisasi, pemerintah juga harus memikirkan soal end product-nya. "Kemudian kita bicara juga hulunya karena kita juga masih hampir 70 persen tergantung pada bahan-bahan impor. Tapi kita juga harus bicara hilirnya agar rekomendasi kita ke depan adalah bicara hulu dan hilir," kata Aviliani.

Selain itu, tantangan lain yaitu persoalan suku bunga. Sebab, rupiah akan tergerus karena insentif yang diberikan oleh eksternal yaitu AS dan Tiongkok bisa membuat capital outflow (arus modal keluar). 

"Sehingga tantangan ke depan ini masih akan terjadi bunga tinggi maka pengusaha harus pandai-pandai kalau bunga tinggi apa yang harus dilakukan? Apakah dia melunasi utang? Apakah dia bisa IPO? Ini adalah sebuah challenge buat pengusaha," jelas Avi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)