Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Foto: EFE-EPA
Medcom • 30 May 2024 14:54
Washington: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan Israel harus segera menyelidiki insiden Rafah yang menewaskan dan melukai sekitar 300 orang.
“Insiden di Rafah sangat mengerikan. Saya tidak berpikir siapa pun yang telah melihat gambar-gambar itu tidak akan terpengaruh secara mendalam oleh gambar-gambar itu pada tingkat dasar manusia,” kata Blinken, dikutip dari Anadolu, Kamis, 30 Mei 2024.
“Kami sudah sangat jelas dengan Israel mengenai pentingnya dalam hal ini dan dalam kasus lain untuk segera menyelidiki dan menentukan dengan tepat apa yang terjadi dan mengapa hal itu terjadi. Jika akuntabilitas diperlukan, pastikan ada akuntabilitas,” lanjutnya pada konferensi pers dengan Presiden Moldova Maia Sandu di ibu kota Chisinau.
Menlu tersebut juga mengatakan insiden serupa dengan kematian baru-baru ini di Rafah menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengembangkan rencana pascaperang di Jalur Gaza.
“Senjata apa yang digunakan atau bagaimana penggunaannya di Rafah harus merupakan hasil penyelidikan yang disengaja, namun juga cepat,” ujar Blinken.
AS melihat bahwa serangan dengan sasaran yang terbatas dan terfokus dirancang untuk menangani teroris yang membunuh warga sipil tak berdosa. Mereka berpendapat operasi semacam itu dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk apabila tidak ditangani.
“Hal ini sangat penting saat ini setelah Israel benar-benar sukses dalam membantu menghancurkan kemampuan Hamas untuk mengulangi serangan 7 Oktober 2023. Mereka harus meminta sebuah rencana di Gaza,” jelas Menlu AS itu.
“Jika tidak ada rencana, bagaimana hal itu bisa terjadi terhadap beberapa aksi militer yang terjadi secara kebetulan dan tidak disengaja, tetapi mengerikan di tempat di mana orang-orang yang Anda kejar sangat dekat dengan warga sipil?” tambah Blinken.
Menurutnya, hal ini menggarisbawahi pentingnya memiliki rencana.
Sebelumnya, serangan Israel 26 Mei terhadap sebuah tenda kamp yang menampung warga Palestina terlantar di Rafah membunuh dan melukai sekitar 300 orang sehingga memicu kecaman keras dari seluruh dunia.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei 2024.
Dalam kunjungan singkatnya ke Eropa Timur, Blinken menjanjikan bantuan sebesar USD135 juta atau sekitar Rp2 triliun ke Moldova untuk keamanan energi dan melawan disinformasi Rusia.
Sementara itu, AS telah membantu Moldova dengan bantuan keuangan sebesar USD774 juta atau sekitar Rp12 triliun sejak perang Ukraina dimulai pada Februari 2022, serta USD300 juta atau sekitar Rp4 triliun di antaranya dialokasikan untuk keamanan energi.
Blinken akan melakukan perjalanan ke Republik Ceko sebagai perhentian berikutnya dari perjalanan singkatnya yang diselenggarakan seputar pertemuan para menteri luar negeri NATO di Praha. (Theresia Vania Somawidjaja)