Polemik Royalti Musik, Coldiac: Harus Punya Sistem dan Transparansi Jelas

Personil band Coldiac/Dok. Instagram @coldiac

Polemik Royalti Musik, Coldiac: Harus Punya Sistem dan Transparansi Jelas

Daviq Umar Al Faruq • 14 August 2025 11:24

Malang: Grup musik asal Malang, Jawa Timur, Coldiac, angkat suara terkait polemik penarikan royalti musik yang belakangan menjadi sorotan publik. Mereka menilai persoalan ini harus dilihat dari dua sisi, baik dari sudut pandang musisi maupun masyarakat.

“Dari sisi positif, akhirnya ada sosialisasi soal ini. Tapi sayangnya terkesan mendadak, jadi banyak orang kaget,” kata vokalis Coldiac, Sambadha Wahyadyatmika, Kamis 14 Agustus 2025.

Sambadha menjelaskan, isu yang tengah berkembang menyangkut performing right atau hak cipta atas nada dan lirik lagu yang diputar di tempat umum. Meski ketentuan itu telah diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta sejak lama, ia menilai masalah utama terletak pada minimnya sosialisasi dan belum adanya sistem penarikan royalti yang jelas serta transparan.

“Akhirnya seperti kejar setoran tanpa penjelasan. Masyarakat kan nggak semua paham utuh,” ujar Sambadha.

Menurutnya, sejumlah musisi justru khawatir dengan adanya polemik ini. Sebab mereka justru dibenturkan dengan masyarakat karena mekanisme distribusi royalti belum terbuka. 
 

Baca: Pelaku Kafe di Banda Aceh Sebut Royalti Musik Sebagai Ancaman

“Dari musisi juga kaget, ini yang ditarik duitnya masuk ke saya atau nggak? Harusnya LMKN kolaborasi dengan pemerintah membuat sistem yang benar sebelum menagih,” tegas Sambadha.

Ia mendorong Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) bersama pemerintah memanfaatkan teknologi digital untuk menciptakan sistem pemantauan yang transparan. Dengan begitu, jumlah pemutaran lagu bisa dihitung secara akurat dan datanya dapat diakses publik, termasuk pelaku usaha.

“Kalau nggak gitu rawan permainan. Jangan-jangan nanti kafe lebih memilih mutar lagu luar daripada lagu Indonesia,” ujar Sambadha.

Sambadha mengaku selama ini hubungan antara musisi dan pelaku usaha makanan-minuman berjalan baik, seperti kerja sama Coldiac dengan 100 kedai kopi di Indonesia. Namun ia khawatir, tanpa sosialisasi dan sistem yang jelas, stigma negatif terhadap lagu-lagu lokal bisa muncul.

“Musik bagian dari hidup kita. LMKN kan lembaga bantuan negara tanpa dana APBN. Jadi ayo dibicarakan dengan pemerintah, jangan diam melihat polemik ini,” ucap Sambadha.

Meski demikian, Sambadha menegaskan tidak keberatan jika lagunya dibawakan atau diputar di berbagai acara maupun tempat umum. “Kalau aku nggak masalah, putar saja, mainkan saja, silakan,” tandas Sambadha.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)