Basilika Santa Maria Maggiore di Roma. Dok. Museum Italia
M Rodhi Aulia • 23 April 2025 14:38
Jakarta: Paus Fransiskus pernah menyampaikan keinginan pribadinya: jika suatu hari ia wafat, ia ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma. Keinginan ini cukup unik, karena sebagian besar paus biasanya dimakamkan di Basilika Santo Petrus di Vatikan. Mengapa Paus Fransiskus memilih gereja ini? Apa istimewanya tempat ini?
Santa Maria Maggiore adalah salah satu gereja Katolik tertua dan paling penting di dunia. Letaknya berada di Bukit Esquiline, salah satu dari tujuh bukit terkenal di Roma. Selain keindahan arsitekturnya, gereja ini punya nilai sejarah dan spiritual yang sangat dalam—bukan hanya bagi umat Katolik, tapi juga bagi siapa pun yang mencintai warisan budaya dan perdamaian.
Berikut ini adalah delapan poin menarik yang menjelaskan mengapa basilika ini begitu spesial:
Basilika ini punya nama lain yang kurang dikenal publik: Basilika Liberiana. Nama ini diambil dari Paus Liberius, yang membangunnya pada abad ke-4 Masehi. Menurut tradisi Katolik, Paus Liberius mendapat mimpi di mana Perawan Maria menampakkan diri padanya. Dalam mimpi itu, Maria meminta agar sebuah gereja dibangun untuk menghormatinya, dan menjanjikan tanda dari surga untuk menunjukkan lokasi tepatnya.
"Basilika Santa Maria Maggiore juga dikenal sebagai Basilika Liberiana dan namanya berasal dari Paus Liberius, yang membangunnya pada abad ke-4 Masehi setelah ia bermimpi tentang Perawan Maria yang menampakkan diri kepadanya," dikutip dari situs resmi Museum Italia, Rabu, 23 April 2025.
Baca juga: Ribuan Pelayat Berkumpul di Vatikan, Beri Penghormatan Terakhir untuk Fransiskus
Tanda itu datang pada 5 Agustus, ketika salju turun secara ajaib di Bukit Esquiline—padahal itu musim panas di Roma! Peristiwa ini dianggap sebagai mukjizat. Sebagai wujud ketaatan pada tanda ilahi itu, Paus Liberius memutuskan untuk membangun gereja di tempat salju turun. Hingga kini, setiap tanggal 5 Agustus, gereja ini merayakan peringatan "Hari Salju" dengan taburan kelopak bunga putih dari langit-langit gereja.
Santa Maria Maggiore menjadi gereja pertama di dunia Barat yang dibangun khusus untuk menghormati Maria. Ini menunjukkan betapa besar penghormatan umat Katolik terhadap sosok Maria sebagai ibu yang penuh kasih dan pelindung umat. Sejak awal, gereja ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tapi juga lambang penghormatan terhadap kelembutan, pengharapan, dan kehadiran ilahi dalam kehidupan manusia.
Di bawah altar utama gereja, terdapat ruang khusus bernama krypta palungan yang menyimpan beberapa potongan kayu dari palungan tempat bayi Yesus dibaringkan setelah lahir di Betlehem. Relik ini dibawa ke Roma dari Tanah Suci dan menjadi pusat devosi bagi umat yang datang dari berbagai penjuru dunia. Karena itu, seperti dikutip CMSWR, Santa Maria Maggiore dijuluki “Betlehem-nya Roma”, tempat di mana orang bisa merasakan kedekatan dengan kisah kelahiran Yesus.
Sejak hari pertama menjabat sebagai Paus, Fransiskus selalu menyempatkan diri datang ke gereja ini. Ia berdoa di depan lukisan Maria yang terkenal, Salus Populi Romani (Penolong Rakyat Roma), yang diyakini memberi perlindungan bagi kota Roma selama berabad-abad. Paus sering datang secara diam-diam, bahkan sebelum dan sesudah perjalanan ke luar negeri, untuk menyerahkan misi dan rasa syukurnya. Inilah alasan mengapa gereja ini menjadi sangat personal baginya—tempat ia merasa dekat dengan Maria dan dengan rakyat.
Santa Maria Maggiore adalah tempat dimakamkannya tujuh paus, termasuk Paus Sixtus V dan Paus Clement IX. Tak hanya tokoh gereja, seniman besar Gian Lorenzo Bernini—arsitek dan pematung yang membuat banyak karya di Vatikan—juga dimakamkan di sini. Makamnya sangat sederhana, namun kehadirannya memberi nilai sejarah seni yang kuat pada gereja ini. Hal ini memperkuat citra gereja sebagai tempat di mana iman, seni, dan sejarah bertemu.
Gereja ini adalah contoh luar biasa dari arsitektur lintas zaman. Memiliki menara lonceng tertinggi di Roma, tiang-tiang marmer besar di dalamnya, serta langit-langit emas yang megah—konon emasnya berasal dari hadiah raja dan ratu Spanyol dari emas yang dibawa dari Dunia Baru. Di halaman gereja, terdapat obelisk kuno dari zaman Kekaisaran Romawi, membuat gereja ini tampak seperti museum hidup yang menyimpan warisan berbagai peradaban.
Gereja ini memiliki beberapa kapel penting, termasuk Kapel Palungan yang menyimpan relik palungan Yesus, dan Kapel Borghese yang menyimpan lukisan Maria yang sangat dihormati. Kedua kapel ini menjadi pusat devosi dan keheningan spiritual. Paus Fransiskus bahkan memimpin misa pertamanya sebagai Paus di Kapel Borghese, menandakan hubungan batinnya yang mendalam dengan tempat ini.
Salah satu bagian gereja menampilkan patung Maria dengan Yesus kecil yang sedang memegang ranting zaitun—lambang perdamaian. Patung ini dibuat setelah Perang Dunia I sebagai ungkapan harapan agar dunia tak lagi mengalami kehancuran perang. Kehadiran simbol ini menjadikan Santa Maria Maggiore bukan hanya tempat doa umat Katolik, tapi juga tempat kontemplasi dan pengharapan bagi semua orang, dari agama dan latar belakang mana pun.
Santa Maria Maggiore bukan sekadar bangunan tua yang indah. Ia adalah saksi sejarah, tempat penuh keajaiban, dan sumber penghiburan rohani bagi banyak orang, termasuk Paus Fransiskus.
Kini sang Paus sudah wafat pada Senin, 21 April 2025. Dengan pemilihan tempat pemakaman ini, seolah ia ingin tetap berada dekat dengan umat dan tempat yang selama ini menjadi pelabuhan doanya.