Ilustrasi, produsen tempe. Foto: Metrotvnews.com/Pythag Kurniati.
Naufal Zuhdi • 20 July 2025 09:19
Jakarta: Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menilai barang impor dari Amerika Serikat (AS) yang masuk ke Indoensia dengan tarif nol persen akan membuat produsen-produsen dalam negeri semakin menggeliat.
Sebagai contoh, Yose menyebut produsen tempe dan tahu yang membutuhkan banyak kedelai bisa menjadi lebih kompetitif dengan diberlakukannya tarif nol persen terhadap barang yang diimpor dari AS ke Indonesia.
"Kalaupun kita memberikan nol persen, itu kemungkinan yang diuntungkan adalah produsen di Indonesia, terutama produsen-produsen yang akan menggunakan produk-produk AS sebagai bahan bakunya," kata Yose saat dihubungi, dikutip Minggu, 20 Juli 2025.
"Contohnya, yang jelas adalah tempe dan tahu misalnya, yang banyak menggunakan soybean, banyak menggunakan kedelai. Itu mungkin mereka bahkan bisa menjadi lebih kompetitif sehingga menjadi produsen yang lebih tingkatannya skalanya industri, bukan lagi rumahan lagi," tutur dia menambahkan.
Selain tempe dan tahu, Yose mengatakan produsen jagung dalam negeri juga akan semakin diuntungkan dengan adanya tarif nol persen ini. Pasalnya, Yose menilai jagung selalu menjadi permasalahan dari pakan ternak di dalam negeri yang dinilai terlalu mahal akibat pembatasan impor jagung.
"Jadi, kalau saya menurut saya impor dari Amerika yang nol persen ini, apalagi berbagai larangannya juga diangkat misalnya, itu akan menguntungkan kita dibandingkan dengan merugikan Indonesia. Karena kebanyakan kalau kita lihat impor-impor Amerika itu, bukan hanya impor Amerika ke Indonesia ya, tapi impor Amerika ke dunia, itu bukan barang-barang yang bersaing dengan produk-produk kita. Jadi, saling melengkapi malah, atau bahkan lebih jauh lagi menjadi bahan baku untuk produk-produk dan produksi di Indonesia," papar Yose menjelaskan.
Baca juga: Ini Dua Keuntungan Indonesia dari Tarif Trump 19% Versi Mendag |