Gempa merusak bangunan rumah warga di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Rabu (1/10/2025) dini hari. ANTARA/HO-BNPB
Whisnu Mardiansyah • 1 October 2025 09:48
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat empat rumah warga mengalami kerusakan pascagempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 yang mengguncang Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Gempa tersebut terjadi pada Rabu dini hari, 1 Oktober 2025.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan kerusakan rumah terjadi di sejumlah desa pada empat kecamatan. Kecamatan yang terdampak antara lain Gayam, Nonggunong, Talango, dan Saronggi di Kabupaten Sumenep.
"Dari laporan visual di lapangan, kondisi dinding rumah roboh dan puing berserakan ke tanah. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa," kata Abdul Muhari di Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2025 seperti dilansir Antara
Pusat gempa terdeteksi berada di dasar laut pada kedalaman 11 kilometer dengan koordinat 7,25 derajat Lintang Selatan dan 114,22 derajat Bujur Timur. Titik pusat gempa ini terletak sekitar 50 kilometer di sebelah tenggara Kabupaten Sumenep.
| Baca: Gempa Magnitudo 6,5 Guncang Sumenep, Getaran Terasa Hingga 5 Menit di Surabaya dan Bawean |
BNPB mencatat guncangan gempa dirasakan sedang hingga kuat di sebagian besar wilayah Madura, Surabaya, Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo, Gresik, hingga Mojokerto. Getaran berlangsung selama 3 hingga 20 detik dan memicu kepanikan warga.
Sebagai respons awal, BNPB melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah terdampak dalam radius 350 kilometer dari pusat gempa. Koordinasi ini bertujuan untuk menilai dampak dan mengatur penanganan darurat.
Pada pagi hari ini, tim petugas gabungan termasuk BPBD Sumenep dijadwalkan melanjutkan kaji cepat dampak gempa. Assessment ini untuk memastikan jumlah rumah rusak dan kebutuhan darurat warga yang terdampak.
Laporan sementara menyebutkan aktivitas masyarakat mulai kembali normal meski sebagian warga masih khawatir. Sejumlah warga memilih bertahan di luar rumah karena kekhawatiran akan gempa susulan.
BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan memeriksa kondisi bangunan rumah yang retak atau rusak ringan. Pemeriksaan ini penting untuk mengantisipasi risiko runtuh jika terjadi gempa susulan di kemudian hari.