TNI AL mengagalkan penyelundupan 1,9 ton narkotika.
Lukman Diah Sari • 16 May 2025 17:06
Jakarta: Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun (TBK), Kepulauan Riau (Kepri) menggagalkan aksi penyelundupan narkotika sebanyak 1.905 kilogram (kg) atau 1,9 ton berskala internasional. Barang haram itu dibawa oleh kapal ikan dengan bendera Thailand, dengan anak buah kapal (ABK) merupakan warga negara asing (WNA).
"Lima ABK berhasil diamankan dalam operasi ini, terdiri dari satu warga negara Thailand dan empat warga negara Myanmar," ujar Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Laut (P) Agung Saptoadi dalam keterangan rilis resmi, Jumat, 16 Mei 2025.
Dia menuturkan 1,9 ton narkotika itu dibawa Kapal bernama Aungtoetoe 99, dengan rincian 1.200 kg kokain dan 705 kg sabu-sabu. Penangkapan berlangsung di perairan Selat Durian, Kabupaten Tanjung Balai Karimun, Rabu, 14 Mei 2025.
Dia menuturkan bahwa aksi kapal yang semula berusaha kabur, dengan mematikan lampur dan mempercepat laju pelayaran bikin petugas curiga. Tim patroli F1QR Lanal Tanjung Balai Karimun segera melakukan pengejaran intensif, hingga akhirnya berhasil menghentikan kapal pukul 00.30 WIB.
Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan, ditemukan 95 karung mencurigakan yang terdiri dari 35 karung kuning dan 60 karung putih. Setelah dilakukan uji laboratorium oleh tim Bea Cukai Kepri, karung-karung berisi narkotika jenis kokain seberat 1.200 kg dan methamphetamine (sabu-sabu) seberat sekitar 705 kg.
"Seluruh ABK tidak memiliki dokumen perjalanan maupun perizinan pelayaran yang sah," ungkap dia.
Saat ini, kapal beserta seluruh ABK telah diamankan di Dermaga Lanal Tanjung Balai Karimun untuk pemeriksaan. Operasi ini merupakan hasil sinergi antara TNI AL dan Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau.
"Ke depan, tim juga akan melibatkan anjing pelacak (K9) untuk memastikan tidak ada barang terlarang lain yang terlewat. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata komitmen TNI dalam memberantas kejahatan narkotika dan memperkuat kolaborasi antarinstansi guna menjaga kedaulatan dan keselamatan bangsa dari ancaman transnasional," jelas dia.