Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol Dr. Victor D. Mackbon. Dok. IG polrestajayapurakota
Jakarta: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam upaya meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan generasi muda Indonesia, termasuk di Papua. Namun, pelaksanaan program ini di beberapa daerah di Papua justru menuai penolakan dari sejumlah pelajar, yang diduga ditunggangi oleh kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Berikut ini adalah sejumlah fakta mengenai aksi penolakan tersebut:
1. Keterlibatan Kelompok KNPB dalam Aksi Demo
Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa kelompok KNPB berada di balik sejumlah aksi demo menolak program MBG di Papua. Kapolres Jayapura AKBP Umar Nasatekay mengungkapkan bahwa Ketua KNPB Sentani, Zadrak Lagoan, memberikan arahan kepada peserta demo serta menyiapkan berbagai alat peraga aksi.
"Ketua KNPB Sentani, Zadrak Lagoan, disebut memberikan arahan kepada peserta demo serta menyiapkan berbagai alat peraga untuk aksi," kata Umar yang dikutip, Selasa, 18 Februari 2025.
Para pelajar yang terlibat dalam aksi tersebut bahkan mengaku hanya menggunakan seragam sekolah untuk terlibat dalam demo. Pengakuan ini semakin menguatkan dugaan bahwa aksi tersebut tidak murni inisiatif siswa, melainkan ada pengaruh dari pihak luar.
Baca juga:
Hashim: Penambahan Anggaran MBG Berkontribusi 2% ke Pertumbuhan Ekonomi
2. Pelajar Mengaku Disuruh oleh Pihak Tertentu
Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol Victor Mackbon menyebutkan bahwa sejumlah pelajar yang terlibat dalam demo menolak MBG di Kota Jayapura mengaku disuruh oleh pihak tertentu.
"Mereka mengakui bahwa aksi yang dilakukan adalah perintah atau disuruh untuk melakukan, jadi jelas ini ditunggangi," kata Victor, Selasa, 18 Februari 2025.
Pihak kepolisian juga membantah adanya tindakan kekerasan terhadap massa aksi. Polisi hanya memberikan imbauan agar para pelajar kembali ke sekolah masing-masing dan tidak terlibat dalam aksi yang diduga digerakkan oleh kelompok KNPB.
3. Dua Alasan Penolakan Program MBG di Nabire
Di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, pelajar SMP dan SMA yang melakukan demo menolak MBG memiliki dua alasan utama. Pertama, mereka menilai program MBG belum menjadi prioritas di Nabire dan lebih memilih program pendidikan gratis dibandingkan makanan bergizi gratis. Kedua, adanya informasi mengenai kasus keracunan makanan dari menu MBG di Pulau Jawa.
"Mereka juga tidak menginginkan makan gratis melainkan sekolah gratis. Menurut para pelajar tersebut, untuk makanan, orang tua mereka sudah menyiapkannya," jelas Kapolres Nabire AKBP Samuel Dominggus Tatiratu, Senin, 17 Februari 2025.
Samuel menambahkan bahwa informasi mengenai keracunan makanan tersebut belum tentu benar. Pihaknya meminta masyarakat untuk memastikan data dan fakta sebelum mempercayai kabar tersebut.
4. Ditemukan Atribut dan Selebaran KNPB
Polisi juga menyita sejumlah barang bukti yang memperkuat dugaan keterlibatan KNPB dalam aksi ini. Barang bukti tersebut antara lain gelang bermotif Bintang Kejora, noken bergambar bendera KNPB, dan selebaran KNPB. Fakta ini menunjukkan adanya upaya pengaruh kelompok tertentu dalam memprovokasi pelajar untuk menolak program MBG.
"Setelah diperiksa banyak bendera KNPB dalam lambang di noken. Mereka dikomandoi oleh orang yang ada di luar Nabire. Bahkan terkesan, minta maaf, sudah lihat jelas. Selebarannya di situ ada KNPB. Saya harus jelaskan KNPB, karena di situ ada surat tertera," kata Samuel.
5. Pengakuan Langsung dari Pelajar Melalui Media Sosial
Dalam sebuah video yang diunggah di akun TikTok Nyonyah San_1991, dua pelajar SMA mengakui bahwa aksi demo tersebut digerakkan oleh Zadrak Lagoan melalui grup sosial media.
"Kami lakukan aksi penolakan makanan bergizi dan minta pendidikan gratis yang diarahkan oleh abang Zadrak Lagoan lewat grup solidaritas pelajar," kata seorang pelajar laki-laki dari kelas 11 di SMA Kristen Koinonia yang dikutip, Kamis, 20 Februari 2025.
6. Polisi Lakukan Pembinaan Terhadap Pelajar
Para pelajar yang terlibat dalam aksi tersebut kemudian digiring ke Mapolres Nabire untuk diberikan pembinaan. Pihak kepolisian berharap para pelajar mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai program MBG dan tidak terpengaruh oleh provokasi kelompok tertentu.
"Kami mengimbau kepada pelajar dan juga orang tua untuk lebih berperan aktif dalam memberikan pemahaman dan edukasi kepada anak-anaknya untuk tidak melakukan aksi-aksi yang melanggar hukum," tutup Samuel.
Upaya Mengembalikan Fokus Program MBG
Pemerintah berharap program MBG tetap berjalan sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas gizi pelajar di Papua. Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Mensesneg Prasetyo Hadi juga telah menegaskan bahwa efisiensi anggaran yang dicanangkan pemerintah tidak berdampak pada sektor pendidikan, termasuk program MBG ini.
Pemerintah akan terus melakukan sosialisasi agar masyarakat dan pelajar tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu tidak benar dan tetap mendukung program pembangunan bangsa.