Ilustrasi. Foto: Freepik.
Houston: Harga minyak merosot pada Selasa, 5 Agustus 2025 melanjutkan penurunan baru-baru ini karena para pedagang khawatir atas peningkatan produksi dan memburuknya permintaan di tengah meningkatnya tekanan ekonomi global.
Dilansir Investing.com, Rabu, 6 Agustus 2025, minyak mentah Brent untuk bulan September turun 0,8 persen menjadi USD68,21 per barel dan minyak mentah West Texas Intermediate turun satu persen menjadi USD65,65 per barel.
Kedua kontrak turun lebih dari satu persen pada Senin dan ditutup pada level terendah dalam seminggu.
Minyak terpukul kekhawatiran kelebihan pasokan
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, pada akhir pekan lalu sepakat untuk menaikkan produksi sebesar 547 ribu barel per hari untuk bulan kedua berturut-turut.
Langkah ini merupakan yang terbaru dari serangkaian kenaikan produksi yang dilakukan oleh kartel tersebut tahun ini, sebagai upaya untuk mengakhiri pemangkasan produksi selama tiga tahun terakhir, sekaligus merebut kembali pangsa pasar minyak yang lebih besar.
(Ilustrasi. Foto: Dok ICDX)
Kenaikan OPEC+ menunjukkan peningkatan pasokan dalam beberapa bulan mendatang, meskipun ada kekhawatiran akan memburuknya permintaan seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Data penggajian non-pertanian yang lemah dari AS menjadi perhatian utama bagi pasar minyak, karena mereka mengkhawatirkan perlambatan permintaan di negara konsumen bahan bakar terbesar di dunia tersebut. Data tersebut menambah ketidakpastian atas ekonomi AS, terutama karena pasar mengkhawatirkan dampak tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump.
Data indeks manajer pembelian yang suram dari importir minyak utama Tiongkok juga membebani harga minyak pekan lalu, karena negara tersebut mencatat kontraksi aktivitas manufaktur yang lebih besar dari perkiraan.
Sanksi pembeli minyak Rusia menjadi fokus
Namun, harga minyak mencatat beberapa kenaikan pekan lalu setelah Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi yang lebih berat terhadap minyak Rusia dalam upaya membujuk Moskow untuk mengakhiri perang berkepanjangan negara itu dengan Ukraina.
Trump baru-baru ini mengancam akan mengenakan tarif kepada pembeli minyak terbesar Rusia, yaitu Tiongkok dan India.
Presiden AS pekan lalu mengenakan tarif 25 persen terhadap India, dan memperingatkan hukuman yang lebih besar jika negara Asia Selatan itu tidak segera menghentikan pembelian minyak mentah Rusia. Trump mengulangi ancaman ini pada Senin.