Basarnas evakuasi satu jenazah dari reruntuhan bangunan musala Ponpes Al Khoziny. Dokumentasi/ Basarnas Surabaya
Amaluddin • 7 October 2025 12:57
Surabaya: Salah satu keluarga korban tragedi musala ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Hamida Soetadji, menegaskan kepolisian harus mengusut tuntas. Dia mengungkap pihak ponpes pun tidak rapi soal data santri, bahkan banyak wali santri yang mengaku takut buka suara.
"Ada wali santri yang takut bicara. Kami saja berjuang sendiri mencari data tambahan untuk proses ante mortem dan post mortem. Padahal seharusnya ponpes yang aktif membantu,” ujar Mimied -sapaan akrab Jamida-, Selasa, 7 Oktober 2025.
Dia menerangkan selama proses evakuasi, pihaknya harus mencari data sendiri. Pasalnya, cucu keponakannya yang merupakan santri kelas 1 SMA di Ponpes Al Khoziny, Mochamad Muhfi Alfian, 16, hingga kini belum ditemukan ataupun teridentifikasi.
"Sampai hari kesembilan, kami belum mendapat kabar pasti apakah Muhfi sudah ditemukan atau belum. Namanya juga belum masuk dalam daftar hasil identifikasi,” kata Mimied.