RI Ajak Negara ASEAN 'Bareng-bareng' Negosiasi Tarif Perdagangan Global

Pertemuan ke-25 Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)/ASEAN Economic Community Council (AECC) di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: dok Biro Humas Kemendag.

RI Ajak Negara ASEAN 'Bareng-bareng' Negosiasi Tarif Perdagangan Global

Husen Miftahudin • 26 May 2025 10:58

Kuala Lumpur: Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengajak negara-negara ASEAN untuk mengutamakan diplomasi, negosiasi proaktif, dan kesatuan ASEAN secara bersama-sama dalam menghadapi risiko yang meningkat pada ekonomi global.
 
"Ekonomi global menghadapi risiko yang meningkat di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan. Saya ingin menekankan betapa pentingnya diplomasi dan negosiasi proaktif untuk mengurangi sentimen negatif dan pengalihan perdagangan (trade diversion), serta menjaga stabilitas ekonomi global," kata Budi dalam Pertemuan ke-25 Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Kuala Lumpur, Malaysia, dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 26 Mei 2025.
 
Budi menyampaikan, ada dua catatan strategis kunci yang ia simpulkan dari sejumlah diskusi produktif pada pertemuan-pertemuan tingkat kawasan, baik intra-ASEAN maupun ASEAN dengan negara mitra. Pertama, dari sisi hubungan dengan eksternal ASEAN, ia menyampaikan perlunya pendekatan ganda yang menggabungkan diversifikasi mitra dagang dengan utilisasi berbagai perjanjian perdagangan bebas yang dimiliki ASEAN.
 
Sementara itu, dari sisi internal ASEAN, perlu upaya memperdalam integrasi regional dengan mempercepat inisiatif prioritas, misalnya, ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA).
 
Para Menteri Dewan MEA menyambut baik penyelesaian substansial pembaruan ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) dan ditargetkan dapat ditandatangani di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN pada Oktober 2025. Pendalaman komitmen integrasi ASEAN diharap dapat meningkatkan perdagangan intra-ASEAN secara signifikan.
 
Kedua, pentingnya memastikan kawasan ASEAN tetap produktif dan kompetitif. Hal ini sejalan dengan semangat kepemimpinan Malaysia tahun ini, yaitu 'Inclusivity & Sustainability'.
 

Baca juga: ASEAN Perlu Percepat Integrasi Ekonomi Kawasan Antisipasi Tarif AS


(Mendag RI Budi Santoso dalam ASEAN Economic Community Council (AECC) di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: dok Biro Humas Kemendag)
 

Terapkan AEC Strategic Plan

 
Menurut Mendag, ada risiko kesenjangan yang melebar seiring meningkatnya persaingan internal untuk mengambil peluang dari restrukturisasi rantai pasok global.
 
Meskipun pertumbuhan ekonomi umumnya positif, AEC Strategic Plan yang akan datang harus dipastikan tidak hanya interoperable, tetapi juga dapat diimplementasikan secara praktis dan sesuai dengan perkembangan ekonomi global.
 
"Sinergi, kolaborasi, dan persatuan ASEAN sangat penting dalam menghadapi tantangan geoekonomi saat ini dan masa depan. Hanya melalui kerja sama, kita dapat mengatasi tantangan multidimensi ini dan membuka jalan menuju ASEAN yang lebih tangguh dan makmur," tutur Budi.
 
Diketahui, pada Januari-Maret 2025, total perdagangan Indonesia dengan ASEAN mencapai USD26,40 miliar. Nilai ini meningkat 5,09 persen dibanding periode yang sama pada 2024 yang senilai USD25,12 miliar. Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan terhadap ASEAN pada Januari-Maret 2025 dengan nilai USD3,07 miliar.
 
Sementara itu, pada 2024, total perdagangan Indonesia dengan ASEAN mencapai USD105,42 miliar. Ekspor Indonesia ke ASEAN tercatat USD53,81 miliar sementara impor Indonesia dari ASEAN USD51,60 miliar. Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus USD2,21 miliar terhadap ASEAN.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)