Lebanon Peringatkan Hamas untuk Tidak Melakukan Operasi Militer di Wilayahnya

Bendera Lebanon. (Wael Hamzeh/EPA-EFE/REX/Shutterstock)

Lebanon Peringatkan Hamas untuk Tidak Melakukan Operasi Militer di Wilayahnya

Riza Aslam Khaeron • 3 May 2025 16:38

Beirut: Pemerintah Lebanon secara tegas memperingatkan kelompok Hamas agar tidak menjadikan wilayahnya sebagai basis operasi militer yang dapat mengancam stabilitas nasional. Melansir Al Jazeera, peringatan ini disampaikan oleh Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon pada Jumat, 2 Mei 2025, menyusul insiden peluncuran roket ke arah Israel yang memicu serangan balasan.

"Lebanon tidak boleh digunakan sebagai landasan ketidakstabilan atau ditarik ke dalam perang yang tidak perlu," ujar Dewan yang dipimpin Presiden Joseph Aoun, dikutip Al Jazeera pada Sabtu, 3 Mei 2025. Dewan juga menegaskan bahwa "tindakan maksimal dan prosedur yang diperlukan akan diambil untuk mengakhiri secara definitif setiap tindakan yang melanggar kedaulatan Lebanon."

Mengutip Times of Israel pada Sabtu, 3 Mei 2025, Mohammad al-Mustafa, Sekretaris Jenderal Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon, menegaskan bahwa mereka akan menyampaikan rekomendasi kepada kabinet, termasuk "peringatan kepada Hamas agar tidak menggunakan wilayah Lebanon untuk melakukan tindakan apa pun yang mengancam keamanan nasional Lebanon."

Hamas diketahui telah lama memiliki kehadiran di Lebanon, terutama di kamp-kamp pengungsi Palestina yang dihuni ratusan ribu warga dan keturunannya, di mana otoritas keamanan Lebanon memiliki kendali yang terbatas.

Peringatan ini muncul di tengah tekanan yang meningkat dari Amerika Serikat agar Lebanon melucuti senjata kelompok bersenjata non-negara pascaperang 14 bulan antara Israel dan Hizbullah yang berakhir pada November 2024.
 

Baca Juga:
Serangan Israel di Gaza Tewaskan 14 Warga Palestina, Termasuk Seorang Bayi

Al Jazeera melaporkan bahwa dalam upaya merespons tekanan tersebut, tentara Lebanon telah menangkap sejumlah warga Lebanon dan Palestina yang dituduh meluncurkan roket pada 22 dan 28 Maret 2025. Seorang sumber keamanan Lebanon mengatakan kepada AFP bahwa tiga anggota Hamas termasuk orang-orang yang ditangkap.

Times of Israel mencatat bahwa Presiden Aoun, mantan panglima militer Lebanon, menekankan pentingnya "menolak keterlibatan Lebanon dalam konflik regional, sembari mendukung hak-hak Palestina tanpa mengorbankan stabilitas Lebanon."

Pemerintah Lebanon juga sedang berupaya memperkuat kontrol negara atas seluruh wilayahnya, termasuk bagian selatan dekat perbatasan Israel. Presiden Aoun sebelumnya mengklaim bahwa tentara Lebanon kini menguasai lebih dari 85 persen wilayah selatan, yang sebelumnya menjadi basis kekuatan Hizbullah.

Menurut laporan Times of Israel, militer Lebanon bahkan telah menyita 800 roket di kamp pengungsi Al-Beddawi di Lebanon utara, dan dilaporkan masuk ke basis milik Hizbullah meski belum ada konfirmasi resmi.

Sementara itu, serangan udara Israel terus terjadi hampir setiap hari sejak gencatan senjata, dengan dalih mengatasi ancaman langsung dari kelompok Hizbullah dan sekutunya, termasuk Hamas. Beberapa komandan senior Hamas telah tewas dalam serangan Israel di Lebanon, termasuk wakil pemimpin kelompok itu pada awal 2024.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)