Ilustrasi. Foto: Medcom.id.
Mohamad Farhan Zhuhri • 2 September 2025 20:16
Jakarta: Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Diyah Puspitasari, menyayangkan masih adanya keterlibatan pelajar dalam unjuk rasa yang berlangsung di sejumlah daerah. Pola pergerakan pelajar kali ini jauh lebih masif dan terstruktur dibandingkan aksi penolakan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) setahun lalu.
“Ada kesimpulan besar dalam aksi ini. Pertama, keterlibatan pelajar digerakkan secara masif. Kedua, pola perencanaan terlihat lebih rapi, bahkan sampai ke daerah pun pesertanya mayoritas pelajar,” ujar Diyah dikutip dari Media Indonesia, Selasa, 2 September 2025.
Menurut Diyah, jika aksi tahun lalu banyak pelajar tergerak secara organik melalui jejaring game daring. Sedangkan aksi kali ini justru dimobilisasi melalui siaran pesan berantai di WhatsApp.
Lebih memprihatinkan, kata dia, keterlibatan itu juga difasilitasi oleh alumni dan pihak-pihak lain. Sehingga sebagian pelajar ikut tanpa benar-benar memahami konteks.
“Bahkan hari ini masih ada anak-anak yang dirawat di rumah sakit akibat aksi tersebut,” ungkap Diyah.
Baca juga: Komnas HAM Sebut 10 Orang Meninggal Imbas Demo di Sejumlah Daerah, Ini Daftarnya |