Siapa Pemilik Huawei? Ini Struktur Kepemilikan dan Peran Ren Zhengfei

Logo Huawei. (EPA-EFE/Dan Himbrechts)

Siapa Pemilik Huawei? Ini Struktur Kepemilikan dan Peran Ren Zhengfei

Riza Aslam Khaeron • 26 July 2025 16:47

JakartaHuawei dikenal sebagai salah satu raksasa teknologi terbesar asal Tiongkok, yang menguasai pasar global dalam bidang perangkat jaringan, ponsel pintar, dan infrastruktur 5G. Meski demikian, pertanyaan tentang siapa pemilik Huawei kerap muncul, terutama karena perusahaan ini tidak pernah mencatatkan sahamnya di bursa saham mana pun.

Isu kepemilikan Huawei menjadi sorotan global, terutama di tengah ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Berbagai tuduhan terhadap Huawei—dari pelanggaran sanksi hingga potensi spionase—menjadikan kejelasan struktur kepemilikan semakin penting. Berikut ulasannya:

Kepemilikan oleh Karyawan

Melansir lembar fakta perusahaan Huawei, April 2025, Huawei dimiliki sepenuhnya oleh 161.749 karyawan dan pensiunan melalui entitas bernama Huawei Investment & Holding Co., Ltd. Perusahaan ini menyatakan bahwa tidak ada lembaga eksternal, termasuk pemerintah Tiongkok, yang memiliki saham di dalamnya. Pendiri sekaligus CEO Huawei, Ren Zhengfei, tercatat hanya memiliki sekitar 0,65% saham.

Sebagai perusahaan tertutup (private company), Huawei tidak menjual sahamnya kepada publik. Kepemilikan karyawan dilakukan melalui skema saham virtual terbatas (restricted phantom shares), yang tidak dapat diperdagangkan dan akan dibeli kembali oleh perusahaan ketika karyawan keluar, kecuali bagi mereka yang sudah mencapai jenjang senioritas tertentu.
 

Ren Zhengfei dan Peran Pendiri


Foto: Ren Zhengfei di kota Shenzhen, Tiongkok, 15 Januari 2019. (IC)

Ren Zhengfei mendirikan Huawei pada tahun 1987 dengan modal awal sebesar 21.000 yuan. Ia memiliki latar belakang teknik dan militer, serta sempat bekerja di lembaga penelitian Tentara Pembebasan Rakyat sebelum beralih ke sektor swasta.

Meski hanya memegang 0,65% saham Huawei, Ren tetap menjadi tokoh sentral dalam perusahaan.

Ren lahir pada tahun 1944 di kota kecil Zhenning, Provinsi Guizhou, Tiongkok. Masa kecilnya diwarnai kesulitan akibat status politik keluarganya—ayahnya pernah dicap sebagai "kapitalis" dan ibunya adalah guru sekolah dasar. Ia berhasil menempuh pendidikan tinggi di Universitas Chongqing dan kemudian bekerja di sektor militer.

Pada era Revolusi Kebudayaan, Ren sempat mengalami tekanan karena latar belakang keluarganya, tetapi pada 1978 ia diizinkan bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok setelah berhasil menciptakan alat penguji canggih.

Ia kemudian dikirim untuk membantu pembangunan pabrik serat sintetis di kota Liaoyang yang dingin dan terpencil, pengalaman yang ia sebut telah menempanya secara fisik dan mental.

Setelah unit teknik militer dibubarkan awal 1980-an, Ren pindah ke Shenzhen, kota pesisir yang sedang berkembang sebagai pusat teknologi. Di sanalah Huawei lahir. Perusahaan ini berkembang pesat dari distributor kecil menjadi pionir global dalam jaringan dan teknologi.

Dalam wawancara dengan BBC News, Ren dikenal sebagai sosok tertutup dan jarang tampil di media. Namun, ia mencuat ke publik saat membela Huawei dari tuduhan spionase dan sanksi internasional. Ia menegaskan tidak akan merugikan negara mana pun demi kepentingan politik, dan tetap setia pada prinsip perusahaan.

Ren menekankan bahwa Huawei adalah perusahaan swasta yang tidak dikendalikan negara, meskipun struktur sahamnya tidak konvensional. Ia juga menolak ide bahwa pemerintah memiliki akses terhadap data pelanggan.

Dari pernikahan pertama, Ren memiliki dua anak yang juga terlibat dalam Huawei, termasuk Meng Wanzhou yang menjabat sebagai CFO. Sementara dari pernikahan keduanya, ia memiliki seorang putri yang menempuh studi di Harvard University dan aktif di media sosial.

Ren dikenal sebagai pemimpin yang disiplin, berpikiran terbuka, dan mendorong inovasi. Ia lebih memilih bekerja di balik layar dan menjauh dari kultus individu. Gaya kepemimpinannya mencerminkan filosofi Huawei: fokus pada kualitas, ketekunan, dan pembangunan jangka panjang.
 
Baca Juga:
Siapa Pemilik Samsung? Ini Sosok Keluarga Lee, Konglomerat Raksasa Teknologi Korea Selatan
 

Kepemilikan Serikat Kerja

Mengutip The New York Times pada 25 April 2019, secara hukum, mayoritas saham Huawei tercatat atas nama "Union of Huawei Investment & Holding"—yaitu serikat pekerja internal perusahaan.

Penunjukan ini dilakukan demi memenuhi persyaratan hukum Tiongkok yang mengharuskan entitas legal tertentu dalam kepemilikan perusahaan terbatas.

Serikat pekerja ini diklaim tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan bisnis perusahaan. Fungsinya lebih administratif, termasuk mengatur kegiatan rekreasi seperti klub basket atau bulu tangkis.

Namun, karena struktur kepemilikan ini bersifat tertutup dan tidak diaudit secara publik seperti perusahaan terbuka, tetap ada kekhawatiran akan potensi pengaruh tersembunyi dari pemerintah Tiongkok.

Pakar hukum dan kebijakan internasional juga menyebutkan bahwa serikat pekerja di Tiongkok pada umumnya memiliki hubungan erat dengan negara. Dalam konteks Huawei, meski perusahaan bersikeras bahwa mereka independen, keberadaan struktur yang dipegang oleh serikat tetap menimbulkan pertanyaan dari negara-negara Barat.

Dengan struktur yang kompleks dan tidak konvensional, Huawei mengklaim dirinya sebagai perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan oleh karyawan. Namun, minimnya transparansi eksternal membuat banyak pihak internasional tetap mempertanyakan apakah pemerintah Tiongkok memiliki pengaruh di balik layar.

Meski demikian, Huawei tetap menjadi kekuatan global di industri teknologi, dan hingga kini tidak menunjukkan tanda-tanda membuka diri ke pasar saham publik demi menghapus keraguan tersebut. Pertanyaan tentang siapa pemilik sejati Huawei mungkin tidak akan mudah dijawab secara tuntas, tetapi wacana ini akan terus relevan selama Huawei tetap memainkan peran sentral dalam teknologi global.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)