Bentrokan awal terjadi antara milisi Druze dan kelompok bersenjata Badui Arab di Suriah pada 13 Juli 2025. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 21 July 2025 12:47
Damaskus: Jumlah korban tewas dalam bentrokan bersenjata di Provinsi Sweida, Suriah selatan, bertambah menjadi 426 orang, menurut laporan terbaru dari Syrian Network for Human Rights (SNHR) pada Minggu, 20 Juli.
Bentrokan yang pecah sejak 13 Juli lalu melibatkan aliansi pasukan Arab Badui dan suku-suku lokal yang berhadapan dengan sejumlah kelompok Druze bersenjata di Suriah.
Dalam pernyataan resminya, dikutip dari Anadolu Agency, Senin, 21 Juli 2025, SNHR mencatat total 426 korban jiwa selama periode 13 hingga 20 Juli, termasuk tujuh anak-anak, 10 perempuan, enam staf medis, dan dua jurnalis.
Sebelumnya, SNHR melaporkan sedikitnya 321 orang tewas dan lebih dari 436 lainnya terluka antara 13–18 Juli, menunjukkan eskalasi yang sangat cepat dan dampak kemanusiaan serius akibat pertempuran tersebut.
Bentrokan awal terjadi antara milisi Druze dan kelompok bersenjata Badui Arab. Pasukan keamanan Suriah yang dikerahkan untuk meredam kekerasan sempat disergap tak lama setelah tiba di lokasi.
Meski upaya mediasi oleh pemerintah Suriah dan aktor asing sempat menghasilkan kesepakatan gencatan senjata, perjanjian tersebut akhirnya dilanggar pasukan Druze yang terafiliasi dengan milisi Hikmat al-Hijri.
Situasi semakin memburuk pada 16 Juli, ketika militer Israel melancarkan serangan udara ke wilayah dekat Istana Kepresidenan Suriah serta markas besar Staf Umum dan Kementerian Pertahanan.
Setelah pasukan Suriah mundur dari Sweida, milisi Hikmat al-Hijri dituduh melakukan pengusiran paksa dan eksekusi terhadap keluarga-keluarga Badui.
Ribuan pejuang suku dari wilayah lain dilaporkan memasuki Suwayda untuk mendukung kelompok Arab Badui.
Pada 19 Juli, pemerintah Suriah mengerahkan kembali pasukannya ke Sweida dan memimpin penarikan pasukan Badui dan kelompok bersenjata dari wilayah kota.
Jumlah korban sebenarnya diperkirakan lebih tinggi dari data resmi. Sejumlah pengamat mengatakan bahwa korban di kalangan warga sipil dan kelompok bersenjata kemungkinan jauh lebih besar dari angka yang telah diverifikasi sejauh ini.
Baca juga: Bentrokan Berlanjut di Suriah, Rezim Sharaa Kesulitan Tegakkan Gencatan Senjata