Ilustrasi biodiesel B40. Foto: Dokumen Kementerian ESDM.
Jakarta: Pemerintah berencana memberlakukan pemakaian bahan bakar biodiesel 50 persen (B50) pada semester II-2026. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemandirian energi nasional guna meminimalisir impor bahan bakar fosil. Selain itu, penggunaan bahan bakar B50 menjadi upaya dalam mewujudkan target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Apa itu biodiesel B50?
B50 merupakan bahan bakar yang terdiri dari 50 persen biodiesel dan 50 persen solar biasa. Bahan utama pembuatan biodiesel adalah minyak nabati yang terbuat dari minyak sawit mentah, minyak jelantah, atau bahan nabati lain yang diolah menjadi Fatty Acid Methyl Ester (FAME) atau Hydrotreated Vegetable Oil (HVO).
Karakteristik biodiesel B50
Karakteristik B5 baik kepadatan, kekentalan, dan nilai kalornya tergantung pada jenis bahan baku dan metode pengolahannya. Melansir dari solarindustri.com, berikut merupakan pengaruh peningkatan biodiesel terhadap sifat bahan bakar dan kinerja mesin:
- Kepadatan (Densitas). B50 memiliki kadar biodiesel sebanyak 50 persen. Semakin tinggi kadar biodiesel, semakin besar kepadatan bahan bakar. Artinya massa bahan bakar yang masuk ke ruang bakar bisa berubah, dan hal ini bisa memengaruhi cara mesin membakar bahan bakar tersebut.
- Kekentalan (Viskositas). Biodiesel B50 lebih kental dibandingkan solar biasa. Akibatnya, proses penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar (injeksi) bisa kurang halus.
- Energi Panas (Nilai Kalor). Biodiesel memiliki energi per liter yang sedikit lebih rendah daripada solar murni. Sehingga untuk menghasilkan tenaga yang sama, mesin perlu membakar sedikit lebih banyak bahan bakar.
- Sifat Dingin (Cold-Flow Properties). Biodiesel lebih mudah mengental atau membeku pada suhu rendah, sehingga pada cuaca dingin bisa menyebabkan sumbatan pada filter atau saluran bahan bakar. Perlu adanya penanganan khusus di daerah bersuhu rendah.
- Stabilitas dan Korosivitas. Apabila bahan bakunya kurang murni atau prosesnya tidak sempurna, biodiesel bisa lebih cepat teroksidasi dan membentuk endapan atau asam, yang bisa membuat komponen logam berkarat.
- Kesiapan armada/infrastruktur. Biodiesel B50 perlu dilakukan pengujian lebih lanjut serta modifikasi mesin tertentu.
(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)
Manfaat penggunaan biodiesel B50
Berikut beberapa manfaat yang ditawarkan dari penggunaan biodiesel B50:
- Ketahanan energi: Mengurangi impor bahan bakar dengan mengganti sebagian solar fosil menggunakan minyak nabati lokal.
- Dukungan sektor pertanian: Meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit mentah dan minyak limbah, memberi nilai tambah bagi petani dan industri agribisnis.
- Ramah lingkungan: Jika dikelola berkelanjutan, B50 membantu menurunkan emisi karbon dibandingkan solar murni.
- Manfaat ekonomi & sosial: Menjadi kebijakan hijau yang mendukung pemerataan ekonomi dan menjaga lapangan kerja.
Harga biodiesel B50
Pemerintah masih mengkaji formula harga bagi bahan bakar biodiesel B50. Namun, perlu diketahui bahwa harga B50 bergantung pada bahan baku, biaya produksi dan distribusi, logistik, pajak, dan subsidi pemerintah. Harganya yang tak menentu membuat harga B50 biasanya ditentukan berdasarkan jumlah pesanan serta lokasi pengiriman. (
Alfiah Ziha Rahmatul Laili)