Peluang Resesi AS Turun Jadi 49% setelah Trump Tunda Tarif Impor

Ilustrasi ekonomi Amerika Serikat. Foto: Unsplash.

Peluang Resesi AS Turun Jadi 49% setelah Trump Tunda Tarif Impor

Husen Miftahudin • 10 April 2025 10:36

Jakarta: Peluang terjadinya resesi di Amerika Serikat (AS) turun tajam di pasar taruhan online Polymarket pada Kamis, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan perpanjangan 90 hari dalam rencananya untuk menerapkan tarif perdagangan yang tinggi.

Mengutip Investing.com, Kamis, 10 April 2025, Polymarket menunjukkan para petaruh kini memperkirakan peluang 49 persen terjadinya resesi AS pada 2025, turun dari puncaknya sebesar 66 persen pada awal Rabu.

Polymarket adalah platform taruhan online berbasis cryptocurrency, trader dapat memasang taruhan dalam bentuk sen. Saat ini trader bertaruh 49 sen dari satu dolar, AS akan mengalami resesi tahun ini, dan 51 sen hal itu tidak akan terjadi.

Pergeseran ekspektasi ini terjadi setelah Trump menunda penerapan tarif perdagangan timbal balik (resiprokal) yang tinggi terhadap mitra dagang utama AS selama 90 hari, mengurangi kekhawatiran tentang gangguan dalam perdagangan dan aktivitas ekonomi.

Beberapa perusahaan pialang dan bank investasi juga terlihat menurunkan perkiraan mereka untuk resesi AS, dengan harapan baru Trump tidak akan melanjutkan agendanya untuk tarif perdagangan global yang tinggi.
 

Baca juga: Hore! Trump Akhirnya Pangkas Tarif Impor dari Indonesia Jadi 10%


(Aktivitas perdagangan internasional. Foto: Medcom.id)
 

Perang tarif AS-Tiongkok


Namun Trump tetap mengenakan bea sebesar 10 persen pada semua impor AS, selain tarif 25 persen pada mobil dan komoditas tertentu. Trump menaikkan tarif terhadap Tiongkok menjadi 125 persen dari 104 persen, dan mempertahankan retorika keras terhadap Beijing, yang membalas dengan tarif 84 persen pada barang-barang AS.

Trump juga mengisyaratkan rencana segera untuk mengenakan tarif pada impor farmasi. Ketakutan akan tarif Trump adalah pendorong utama kekhawatiran resesi AS, mengingat tarif tersebut dapat meningkatkan inflasi AS, mengganggu rantai pasokan, dan menekan konsumsi swasta.

Perang dagang yang kembali terjadi dengan Tiongkok masih berdampak pada ekonomi AS, terutama mengingat Tiongkok mengekspor volume besar barang industri dan konsumen ke AS, banyak di antaranya tidak tergantikan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)