Gebrakan Setahun Prabowo-Gibran: Dari Cek Kesehatan Gratis hingga Bangun Rumah Sakit Baru

Layanan Cek Kesehatan Gratis sudah menjangkau hampir 30 juta orang hingga pertengahan September 2025. (Foto: MI/Susanto)

Gebrakan Setahun Prabowo-Gibran: Dari Cek Kesehatan Gratis hingga Bangun Rumah Sakit Baru

Achmad Zulfikar Fazli • 13 October 2025 14:48

Jakarta: Presiden Prabowo Subianto berupaya mendorong percepatan pembangunan layanan kesehatan yang merata di seluruh Indonesia. Ada beberapa program prioritas Presiden Prabowo di bidang kesehatan, mulai dari Cek Kesehatan Gratis (CKG), peningkatan fasilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan, hingga pembangunan rumah sakit baru.

Cek Kesehatan Gratis


Program andalan Presiden Prabowo ini menyasar berbagai jenis kelompok usia. Mulai dari bayi baru lahir hingga lansia dengan beragam jenis pemeriksaan yang berbeda.

Berikut jenis pemeriksaan kesehatan gratis:

  1. Bayi Baru Lahir
    Jenis pemeriksaan yang akan diberikan untuk bayi baru lahir, meliputi deteksi dini hormon tiroid, G6PD (glucose-6-phosphate dehydrogenase deficiency atau defisiensi enzim G6PD), penyakit jantung bawaan, dan skrining untuk memantau pertumbuhan anak.
  2. Balita dan Anak Prasekolah
    Jenis pemeriksaan yang akan diberikan, meliputi skrining tuberkulosis (penyakit infeksi paru), pemeriksaan pendengaran, penglihatan, dan kondisi gigi. Jika diperlukan, akan dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi thalasemia (kelainan darah) dan diabetes melitus (penyakit gula darah tinggi).
  3. Remaja dan Dewasa
    Untuk remaja dan dewasa, pemeriksaan yang akan diberikan meliputi tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah, pemantauan risiko kardiovaskular (masalah terkait jantung dan pembuluh darah), fungsi paru untuk mendeteksi tuberkulosis dan PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), serta deteksi dini kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru, dan kanker usus.
  4. Lansia
    Lansia akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan berupa pemeriksaan fungsi indra (pendengaran, penglihatan), kesehatan jiwa, hati, geriatri (penilaian kesehatan orang tua), deteksi gangguan kardiovaskular, paru, dan kanker.
Baca Juga: 

Hipertensi Jadi Penyakit Terbanyak di Tangsel, Cek Kesehatan Gratis Diserbu Warga


Berdasarkan data Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ada sekitar 40 juta orang yang sudah mendaftar untuk mengikuti program ini di berbagai puskesmas. Jumlah yang sudah menjalani pemeriksaan sebanyak 36 juta orang.

Cek Kesehatan Gratis adalah inisiatif dari negara guna menjaga agar warga Indonesia tetap sehat dan tidak sampai masuk ke rumah sakit. Apalagi, semua penyakit berat, seperti kanker, sakit jantung, tidak serta merta ada, namun ada tanda-tandanya beberapa tahun sebelum penyakit semakin parah.

"Biasanya paling gampang darah tinggi, gula darah tinggi atau kolesterol orang Indonesia itu didiemin, sudah kena stroke, kena jantung nah itu sebabnya kenapa Cek Kesehatan Gratis dijalankan," kata Menkes saat jumpa pers di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Pangsar Soedirman, Jakarta, dilansir dari Antara, Selasa, 7 Oktober 2025.

Bangun Rumah Sakit Baru


Selain Cek Kesehatan Gratis, pemerintah tengah gencar membangun dan merenovasi rumah sakit di berbagai wilayah. Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan 500 rumah sakit berkualitas tinggi di seluruh Indonesia dalam empat tahun ke depan. 

Program tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk melakukan pemerataan layanan kesehatan bagi seluruh rakyat.

"Saya juga target dalam empat tahun ini kita harus membangun 500 rumah sakit, satu di setiap kabupaten, yang kualitasnya sangat tinggi," ujar Prabowo dikutip dari Prioritas Indonesia Metro TV, Rabu, 27 Agustus 2025.

Ratusan rumah sakit itu akan dibangun di setiap kabupaten. Tujuannya adalah untuk memastikan akses kesehatan yang mudah dan berkualitas bagi masyarakat di berbagai daerah.

Peletakan Batu Pertama


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan pada tahun ini ada 32 rumah sakit yang akan dibangun. Sebanyak 22 rumah sakit telah dilakukan peletakan batu pertama, dan sisanya akan menyusul di paruh kedua tahun ini.

“Diharapkan mungkin 12 sampai 15 rumah sakit bisa selesai tahun ini. Itu masyarakat senang sekali dengan pembangunan rumah sakit-rumah sakit di daerah, seperti Reda Bolo, di Borong, itu daerah yang pasti teman-teman nggak pernah dengar lah. Konawe, Buton, Anambas, Taliabu, di Nias. Itu daerah-daerah yang memang Bapak Presiden perhatikan,” jelas Menkes di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 5 Agustus 2025..

Menkes menyampaikan Kepala Negara ingin agar seluruh kabupaten dan kota di Indonesia memiliki fasilitas rumah sakit yang memadai. Budi menyampaikan Presiden mendorong agar target awal ditingkatkan secara bertahap hingga menjangkau seluruh daerah. 

“Beliau pengen kalau bisa 514 kabupaten dan kota semua rumah sakitnya bagus-bagus," ujar Menkes.
 
Baca Juga: 

Presiden Prabowo Targetkan Bangun 500 RS Berkualitas Tinggi di Daerah


Presiden juga memberi arahan agar penugasan dokter dan penyediaan alat kesehatan berjalan beriringan. Sebab, jika bicara mengenai rumah sakit, perlu ada sumber daya manusia (SDM) dan alat-alat kesehatan yang terpenuhi.

"Beliau juga menyampaikan bagaimana arahan supaya dokter-dokternya, dokter-dokter spesialisnya itu bisa dipercepat. Kemudian mengenai pembiayaannya juga bisa dipercepat,” ujar Menkes.

Peningkatan Jumlah SDM


Presiden Prabowo juga fokus pada peningkatan jumlah sumber daya manusia (SDM), khususnya dokter-dokter spesialis. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan membangun Gedung Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Mahar Mardjono, Jakarta.

Gedung Layanan Terpadu dan Institut Neurosains itu telah diresmikan Presiden Prabowo pada Selasa, 26 Agustus 2025. Dengan begitu, RS PON bukan hanya melayani pasien, tapi menjadi pusat pendidikan, pelatihan, dan penelitian bagi dokter spesialis saraf dan otak. 

“Hari ini saya bangga dengan prestasi saudara-saudara. Rumah sakit ini sudah memiliki fasilitas dan teknologi yang setara dengan standar Internasional. Ini bukti bahwa kita mampu membangun pelayanan kesehatan kelas dunia di tanah air,” ujar Presiden Prabowo.

Presiden menegaskan pentingnya penambahan jumlah tenaga kesehatan, terutama dokter spesialis. Saat ini Indonesia masih kekurangan sekitar 70.000 dokter spesialis, sementara jumlah lulusan baru hanya sekitar 2.700 per tahun.

“Jika dibiarkan dengan kecepatan ini, butuh 35 tahun untuk memenuhi kekurangan. Karena itu, kita harus mengambil langkah-langkah luar biasa agar target bisa dicapai lebih cepat,” tegasnya.

Apresiasi dari Dokter Muda


Para dokter muda yang bekerja di RS PON mengapresiasi dan mendukung rencana Presiden Prabowo membangun 30 fakultas kedokteran dan 500 rumah sakit berkualitas tinggi dalam empat tahun mendatang.

Dokter IGD RS PON Ana menyebut ide Presiden Prabowo sangat baik untuk mengejar ketertinggalan memenuhi kekurangan 70 ribu dokter spesialis.

"Ide yang sangat baik mengingat kita sangat tahu bahwa di seluruh dunia kita sangat kekurangan dokter. Jadi dengan rencana Bapak Presiden seperti itu pasti harus kita dukung dengan segenap kemampuan kita karena itu adalah maksud yang sangat baik," kata dr. Ana.
 
Baca Juga: 

Presiden Prabowo Ungkap Kecanggihan RS PON: Mampu Operasi Tumor Otak hingga Parkinson


Senada dengan dr. Ana, dokter patologi Lani mendukung dan turut bangga atas kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. Dr. Lani berharap layanan kesehatan semakin baik dan murah dapat dijangkau masyarakat luas.

Dr. Lani berharap pembangunan fakultas kedokteran dapat membantu kesehatan masyarakat dan penelitian di bidang kesehatan otak.

"Merasa senang, bangga karena memang sudah hampir lebih dari 10 tahun kita mengabdi di sini dari awal RS PON buka sampai jadi sebesar ini, harapannya bisa membantu kesehatan masyarakat pada umumnya dan mengembangkan penelitian di bidang kesehatan otak," tutur dr. Lani.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)