Pascakasus Korupsi, Pertamina Masih Terus Impor Minyak Mentah

Ilustrasi minyak mentah. Foto: Freepik.

Pascakasus Korupsi, Pertamina Masih Terus Impor Minyak Mentah

Insi Nantika Jelita • 3 March 2025 14:09

Jakarta: Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menegaskan pihaknya masih akan terus mengimpor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM). Ini lantaran kapasitas kilang dalam negeri belum memenuhi kebutuhan BBM secara nasional.
 
Ia menyebut Indonesia belum mampu mencukupi sekitar 40 persen kebutuhan minyak mentah dan 42 persen kebutuhan produk BBM. Sehingga, mesti dipasok dari luar negeri.
 
Mengutip data Kementerian ESDM, produksi minyak baru mencapai 600 ribu barel per hari. Sementara, kebutuhan minyak menyentuh mencapai 1,6 juta barel. Artinya, pemerintah mengimpor minyak satu juta barel dalam sehari.
 
"Produksi minyak mentah dalam negeri kita belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Sekitar 40 persen kebutuhan menambah sumber dari luar Indonesia untuk minyak mentah dan 42 persen untuk produk (BBM) dari luar," jelas Simon saat konferensi pers di Jakarta, Senin, 3 Maret 2025.
 
Simon menuturkan langkah impor minyak mentah dan BBM tersebut amat diperlukan untuk memastikan ketahanan energi di masyarakat dapat terjaga.
 

Baca juga: Jaringan Mafia Migas Perlu Diberantas Biar Korupsi Pertamina Tak Terulang Lagi


(Gedung Pertamina. Foto: dok Pertamina)
 

Evaluasi proses impor minyak mentah

 
Kendati demikian, ia sesumbar Pertamina akan mengevaluasi proses impor minyak mentah dan BBM ke depannya. Hal ini pascaterbongkarnya kasus mega korupsi tata kelola minyak dan produk pada Pertamina, sub holding, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) periode 2018-2023 yang merugikan negara ratusan triliun rupiah.
 
"Kejadian (korupsi) ini tentunya akan membuat kita semakin meningkatkan transparansi dan tata kelola yang baik. Dalam hal ini koordinasi dengan Kementerian ESDM dan sekaligus mengevaluasi kembali proses yang ada selama ini," ucap dia.
 
Simon menambahkan pemerintah juga berencana melarang ekspor minyak mentah guna memastikan produksi dalam negeri dimanfaatkan sepenuhnya bagi kebutuhan domestik. Kilang-kilang Pertamina akan dibenahi atau upgrade untuk menunjang proses produksi minyak.
 
"Ketika kita memberikan prioritas untuk pengolahan dalam negeri, sudah barang tentu untuk ekspor kita dikurangi, ataupun tidak ada karena kita pakai dalam negeri," jelas Simon.
 
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro menjelaskan pihaknya akan berkomunikasi dengan KKKS perihal kesepakatan komersial agar produksi minyak di dalam negeri dapat dipenuhi secara optimal.
 
"Kita masih punya pekerjaan rumah untuk berkomunikasi dengan KKKS yang masih menjual minyaknya ke luar negeri. Kita berharap kesepakatan komersial ini masih bisa diolah dalam negeri. Hal ini untuk mengurangi impor kita," tutur dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)